SIDOARJO,AKSIKATA.COM— Proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung intensif. Tragedi terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat pengecoran lantai empat mushala, menyebabkan puluhan santri dan pekerja terjebak di bawah reruntuhan.
Saat ini, tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus bekerja siang malam. Evakuasi dilakukan secara manual tanpa alat berat demi menghindari runtuhan susulan. Oksigen, makanan, dan minuman disalurkan ke titik-titik di mana korban masih menunjukkan tanda kehidupan.
Bangunan yang baru saja dicor diduga mengalami kegagalan struktur. BNPB menyebut insiden ini sebagai bencana kegagalan teknologi dan menekankan pentingnya penerapan standar keselamatan konstruksi.
Sejumlah santri yang selamat mengaku bangunan sempat bergoyang sebelum ambruk. Suara minta tolong dari balik puing-puing masih terdengar hingga malam hari.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut dan berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan konstruksi bangunan pesantren. Dia berjanji akan membuat ketentuan khusus terkait pembangunan gedung ponpes dan madrasah agar sesuai dengan standar keselamatan.
Dia juga berencana mengadakan pertemuan dengan para pakar konstruksi untuk merumuskan kebijakan teknis pembangunan sarana pendidikan keagamaan. “Tujuannya merumuskan kebijakan yang bisa dijadikan panduan bersama bagi lembaga pendidikan agama dan keagamaan saat akan membangun gedung atau lainnya,” ujar Nasaruddin.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan hingga Selasa pukul 11.00 WIB, total korban teridentifikasi mencapai 100 orang, dengan 26 dirawat inap, 70 telah dipulangkan, dan 3 meninggal dunia. Puluhan ambulans disiagakan untuk mendukung proses evakuasi.
“Proses evakuasi terus berlanjut memberikan layanan kepada mereka yang masih bisa berkomunikasi di bawah reruntuhan. Termasuk memberikan oksigen dan air,” kata Khofifah.
Adapun Fakta Terbaru:
• Jumlah korban dievakuasi: 102 orang, dengan 91 selamat secara mandiri dan 11 dibantu tim SAR.
• Korban luka-luka: 77 orang.
• Korban meninggal dunia: 1 santri bernama Ahmad Maulana Alfian Ibrahim (13 tahun).
• Korban belum ditemukan: 38 orang masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun reruntuhan.
• Titik pencarian aktif: 15 titik, dengan 8 berstatus “hitam” (tanpa respons) dan 7 “merah” (masih responsif).