JAKARTA, AKSIKATA.COM — Presiden Prabowo Subianto resmi mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan dalam reshuffle Kabinet Merah Putih yang diumumkan pada Senin sore. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, dan langsung memicu gelombang reaksi dari publik serta kalangan ekonomi.
Sri Mulyani, yang telah menjabat sebagai Menteri Keuangan di bawah tiga presiden berbeda—SBY, Jokowi, dan Prabowo—digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner LPS. Meski Istana menegaskan bahwa pergantian ini merupakan hak prerogatif Presiden dan bukan karena pengunduran diri, banyak pihak menilai keputusan ini sebagai titik balik dalam arah kebijakan fiskal nasional.
Tak lama setelah pengumuman, nama Sri Mulyani menjadi trending topic di media sosial X (dulu Twitter), dengan lebih dari 8.000 unggahan membahas pencopotan tersebut. Sebagian warganet menyayangkan keputusan ini, mengingat reputasi Sri Mulyani sebagai reformis ekonomi dan tokoh yang dihormati di panggung global.
Sri Mulyani dikenal luas karena keberhasilannya menstabilkan ekonomi makro, mengelola utang negara secara hati-hati, dan meluncurkan program Tax Amnesty yang sukses. Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia dan dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia oleh berbagai lembaga internasional.
Namun, masa jabatannya juga diwarnai tekanan politik dan kritik terhadap kebijakan fiskal, termasuk drama di DPR dan isu pengelolaan subsidi. Bahkan, rumah pribadinya sempat dijarah massa dalam kerusuhan akhir Agustus lalu.
Pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa, dikenal sebagai “orang Istana” dengan latar belakang ekonomi dan pengalaman di sektor keuangan. Meski belum sepopuler pendahulunya, ia diharapkan mampu menjaga stabilitas fiskal dan melanjutkan reformasi yang telah dirintis.