Mobil Warisan BJ Habibie Dijual ke Ridwan Kamil: Transaksi Terseret Kasus Korupsi

JAKARTA, AKSIKATA.COM — Sebuah mobil klasik milik Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie, menjadi sorotan publik setelah terungkap bahwa kendaraan tersebut dijual kepada mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan kini terseret dalam penyidikan kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mobil yang dimaksud adalah Mercedes-Benz 280 SL tahun produksi 1969, dikenal sebagai “Pagoda” karena desain atapnya yang ikonik. Mobil ini merupakan bagian dari koleksi pribadi BJ Habibie dan dijual oleh putranya, Ilham Akbar Habibie, kepada Ridwan Kamil pada tahun 2021 dengan harga yang disepakati sebesar Rp 2,6 miliar.

Namun, transaksi dilakukan secara cicilan, dan hingga kini Ridwan Kamil baru membayar Rp 1,3 miliar. Ilham mengaku tidak terlibat langsung dalam proses jual beli, karena ditangani oleh tim profesional. Dana hasil penjualan digunakan untuk memperbaiki unit mobil serupa dalam koleksi keluarga Habibie.

Ilham juga mengungkap bahwa Ridwan Kamil sempat mengganti warna mobil dari silver menjadi biru metalik tanpa sepengetahuan pihak keluarga, meski pembayaran belum lunas. Ketika Ilham berusaha menarik kembali mobil tersebut, pihak bengkel tempat mobil dititipkan menolak menyerahkan karena belum menerima pembayaran penuh.

Mobil tersebut kini telah disita oleh KPK sebagai bagian dari penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) periode 2021–2023. KPK menduga bahwa pembelian mobil dilakukan menggunakan dana hasil korupsi, meski hingga saat ini Ridwan Kamil belum ditetapkan sebagai tersangka.
“Kalau mobil tidak disita KPK, uang yang telah dibayarkan akan kami kembalikan. Tapi karena sudah menjadi barang bukti, kami menunggu proses hukum,” ujar Ilham Habibie.

Mercedes-Benz 280 SL “Pagoda” bukan hanya kendaraan mewah, tetapi juga simbol sejarah dan warisan keluarga Habibie. Dengan desain sporty-klasik dan mesin 2.800 cc, mobil ini menjadi incaran kolektor dan memiliki nilai sentimental tinggi karena masih terdaftar atas nama BJ Habibie.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *