Tradisi Ojung di Ranupani: Pukulan Rotan yang Menyatukan Persaudaraan

Foto: Tugu Malang

LUMAJANG, AKSIKATA.COM — Di kaki Gunung Semeru, Desa Ranupani kembali menggema dengan suara rotan yang bersahutan. Tradisi Ojung, ritual khas Suku Tengger, digelar meriah sebagai penutup Hari Raya Karo. Warga berkumpul, bukan untuk bertikai, melainkan untuk mempererat tali persaudaraan melalui simbol pukulan yang sarat makna.

Ojung bukan sekadar adu fisik. Dalam tradisi ini, dua peserta saling memukul dengan rotan secara bergantian, tanpa dendam dan tanpa amarah. Setiap pukulan adalah lambang keteguhan, kejujuran, dan penghapusan konflik. Usai bertanding, para peserta saling berpelukan sebagai tanda persaudaraan yang utuh.

Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk pembersihan diri dan penguatan solidaritas antarwarga. “Kami tidak mencari pemenang. Yang kami cari adalah keharmonisan,” ujar salah satu tetua adat Suku Tengger.

Acara digelar di lapangan terbuka Desa Ranupani, dengan latar belakang danau dan pegunungan yang menambah sakralnya suasana. Ratusan warga, termasuk wisatawan dan fotografer budaya, turut menyaksikan. Para peserta mengenakan ikat kepala dan kain adat, sementara rotan yang digunakan telah diberkati oleh pemuka adat.

Ojung menjadi puncak dari rangkaian Hari Raya Karo, perayaan tahunan Suku Tengger yang menandai rasa syukur atas hasil panen dan keselamatan hidup. Selain Ojung, acara juga dimeriahkan dengan Tari Sodoran, pembacaan doa leluhur, dan arak-arakan sesajen menuju Sanggar Pamujan.

Hari Raya Karo adalah salah satu upacara adat terpenting bagi masyarakat Suku Tengger. Tradisi ini sarat makna spiritual dan sosial, karena menjadi wujud syukur serta penyucian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Masyarakat Tengger meyakini bahwa leluhur mereka adalah pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger, yang juga menjadi simbol kesatuan laki-laki dan perempuan dalam kehidupan.

Setelah Ojung, prosesi dilanjutkan dengan ritual ujub, berupa doa dan laku spiritual yang dipimpin para tokoh adat. Doa dipanjatkan untuk keselamatan, kelancaran rezeki, serta perlindungan dari gangguan gaib.