Gadget Bisa Membuat Penuan Dini Pada Anak

Direktur Kebudayaan Universitas Indonesia, Dr. Ngatawi Al- Zastrouw, menegaskan, jangan bebani anak dengan dunia orang dewasa dan gadget yang membuat mereka mengalami penuaan dini.
“Bermain adalah dunia anak. Dengan bermain kreativitas, imajinasi dan motorik mereka akan tumbuh dan berkembang. Jangan bebani anak dengan dunia orang dewasa dan gadget yang membuat mereka mengalami penuaan dini. Menghilangkan dunia bermain anak sama dengan mematikan masa depan peradaban. Mengembalikan dunia bermain anak adalah investasi peradaban masa depan.”, ujar Direktur Kebudayaan Universitas Indonesia Dr. Ngatawi Al- Zastrouw.
Hal itu diutarakan Zastrouw dalam acara memperingati Hari Anak Nasional 2025, yang diadakan oleh Direktorat Kebudayaan Universitas Indonesia (UI) bersama Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI) dan didukung oleh Komoenitas Makara menghadirkan dua rangkaian kegiatan budaya edukatif pada Rabu, 23 Juli 2025, bertempat di Auditorium Makara Art Center UI, Kampus Depok.
Acara yang berlangsung sepanjang hari ini dimulai dengan Sarasehan Budaya bertema:“Peran Penting Kebudayaan dalam Membentuk Karakter Generasi Penerus Bangsa”.Sarasehan ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional lintas disiplin yang membahas urgensi budaya sebagai fondasi pembangunan karakter anak Indonesia di tengah arus digital dan globalisasi.
Acara dibuka secara resmi oleh: Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi, M.Si.Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Narasumber yang hadir dalam sesi sarasehan ini antara lain: Jose Rizal Manua, seniman teater sekaligus dramawan dan pengajar teater anak, Prof. Dra. Corinna D.S. Riantoputra, Guru Besar Fakultas Psikologi UI, dan Ratna Susianawati, S.H., M.H., dan Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan HAM KemenPPPA RI. Sesi ini dimoderatori oleh Fitra Manan, Ketua Komoenitas Makara.
Sarasehan budaya di pagi hari ini juga diperindah dengan penampilan duet kolaborasi berupa Tari tradisional dan Pencak silat seni oleh 2 siswa SMP Negeri 2 Depok, Indonesiana Ayuningtyas dan M. Elbar Syahputra dan persembahan lagi anak-anak oleh kelompok Swara SeadaNya dari Komoenitas Makara.
Para penampil yang juga anggota Komoenitas Makara tersebut adalah Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono dan M. Elbar Syahputra, untuk Swara seadaNya diisi oleh Gunawan Wicaksono, Asep Rachman Muchlas, Theressa Rida, Abrar Husin dan Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono. Menjelang siang, acara dilanjutkan dengan pertunjukan istimewa yaitu Pagelaran Wayang Kulit Bocah-Remaja dengan lakon “Tripama Kawedar”, yang bermakna tersingkapnya tiga teladan kehidupan. Yaitu kebijaksanaan, kesetiaan, dan pengabdian.
Pagelaran ini digelar sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus ruang ekspresi kreatif bagi para dalang muda. Menariknya, seluruh dalang dalam pertunjukan ini merupakan generasi baru yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa, yaitu: Ki Fakih Tri Sera Fil Ardhi S. Hum., Ki M. Zaidan Abid, Ki Pandu Arya Wicaksono, Ki R. Cakka Ararya Wibisana, dan Ki Rendy Yogi Saputro
Pertunjukan ini menjadi manifestasi nyata bagaimana seni tradisi dapat diwariskan dan dihidupkan kembali oleh generasi muda, sekaligus memperkuat pendidikan karakter anak-anak Indonesia melalui cerita pewayangan yang sarat makna moral dan nilai-nilai luhur budaya.
Acara yang diselenggarakan sejak pukul 09.00 – 17.00 WIB ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang ingin sama-sama merayakan Hari Anak Nasional dengan semangat budaya, edukasi, dan penguatan karakter anak-anak bangsa.