DEPOK, AKSI KATA.COM – Rumah Quinsa yang digagas oleh Oentari Handayani dan Berhasil mengangkat kearifan lokal dengan menjadikan busana bertaraf Nasional lewat ajang pemilihan Putri lndonesia 2025 perwakilan Riau, Sarah Aurelia Saragih dengan tema The Spirit of Bono.
“Dalam event ini saya berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk dengan Rumah Kebaya yang digagas oleh Leni – Riau,” kata Oentari.
Dijelaskannya, kostum tersebut terinspirasi dari fenomena langka di Sungai Kampar, Pelalawan – Riau, yang terbentuk dari pertemuan arus sungai dan pasang laut yang disebut ombak Bono, dan dalam legenda, Bono diyakini sebagai jelmaan tujuh arwah ksatria kerajaan yang gugur.
Aksen gelombang pada kostum melambangkan ombak Bono. Pun dominasi warna biru dan emas melambangkan kekuatan air dan kemuliaan para penjaga.
“Dengan memadukan headpiece khas melayu dengan ornamen kelok paku yang memiliki arti kerendahan hati dan kemuliaan,” tambahnya.
Diungkapkan Oentari, dalam memoles kemampuannya, Oentari menuturkan bahwa karyanya itu dibentuk sangat apik oleh dirinya, “Tentunya dengan mengolah material kaleng bekas minuman dibingkai kawat sebagai tulang rangka dan dicat manual nuansa emas dan tembaga,” jelasnya.
Nagimya, kostum tersebut bukan sekedar karya seni, tapi juga merupakan representasi jiwa dan semangat Sungai Kampar yang hidup lewat Festival Bekudo Bono yang pada 2025 ini akan diselenggarakan pada 10 – 12 November mendatang.
Festival Bekudo Bono adalah event tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan kawasan wisata ombak Bono, sekaligus untuk memeriahkan festival Bekudo Bono.
“Design ini lahir dari perenungan akan hubungan manusia dengan alam.
Bagaimana air mengalir, menghapus, menyembuhkan namun menguji.
Intinya ini bukan sekedar kostum, karena ini juga adalah perwujudan dari Semangat Bono,” tegas Oentari.
Rumah Quinsa Bukan Sekedar Kostum
