JAKARTA, AKSI KATA. COM – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi optimis Indonesia dapat mempercepat swa sembada seperti yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto. Dengan begitu, kata Arief, pemerintah bisa menekan kebijakan impor pada tahun 2025 mendatang.
“Bukan hanya beras, saya katakan apa yang ada di depan mata saat ini sudah swa sembada. Kita tahu dari neraca kebutuhan nasional, ayam kita sudah swa sembada, telur juga demikian. Jadi saya yakin untuk beras dapat swa sembada dalam waktu dekat,” ujar Arief dalam dialog ID TV, Jumat, (20 /12).
Mengenai hal ini, Arief memastikan bahwa kebutuhan pangan menjelang natal dan tahun baru dapat dipastikan aman dan terkendali. Dia menjamin bahwa cadangan beras Bulog berada di angka 2 juta ton. Sedangkan cadangan secara nasional mencapai 8 juta ton.
“Yang lain, cabai, bawang merah, daging, minyak, gula sampai terigu dalam posisi aman,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga memastikan telah mempersiapkan kebutuhan pangan untuk program makan bergizi gratis yang akan berlangsung pada Januari 2025 mendatang. Bagi Bapanas, program MBG harus berjalan sukses karena berkaitan dengan pemenuhan gizi siswa usia sekolah.
“Ya ini program (MBG) keren banget, jadi seluruh menteri, seluruh stakeholder itu diminta satu adalah swasembada pangan yang dua kita harus sukseskan makan bergizi gratis. Nah yang pertama mengenai swasembada pangan tahun 2025 kita memang sudah niatkan untuk tidak impor karena bisa diproduksi dalam negeri. Kemudian berikutnya makan bergizi ini bisa membangun ekonomi kerakyatan dan ekonomi pedesaan,” katanya.
Arief menambahkan bahwa swasembada dan juga makan bergizi gratis akan menjadi fokus perhatian Bapanas agar bisa berjalan secara baik. Apalagi, kata Arief, Bapanas dan Badan Gizi Nasional telah melakukan beberapa pertemuan khususnya dalam membahas ketersediaan komoditas pangan.
“Dan ini kesempatan desa untuk membangun ekonominya juga sehingga nanti jangan sampai kita dengar lagi ada orang buang cabe, buang-buang komoditas strategis, karena harganya jatuh karena panennya bersamaan misalnya. Ini sudah kita bicarakan bersama Badan Gizi Nasional dan lembaga kementerian lain,” jelasnya.