Kolaborasi BPDPKS – Aspekpir Indonesia Perbesar Pasar Produk UKMK Sawit

 

SIAK, AKSI KATA. COM – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia memperkuat kolaborasi untuk memperbesar pasar produk Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) berbasis kelapa sawit di Indonesia.
Upaya itu dilakukan melalui workshop UKMK Naik Kelas yang mengangkat tema “Strategi UKMK Kelapa Sawit Indonesia Dalam Menembus Pasar Ekspor Lidi Sawit” yang dilaksanakan di Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada tanggal 18-19 November 2023.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan antara lain Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah, Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau Defris Hatmaja.

Narasumber lainnya adalah Direktur Utama PT Wardani Agro Utama Natassa Kurumawardany, eksportir lidi sawit dan juga Direktur Utama PT Arra Setya Abadi Ilham Setiadi, dan akademisi Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan DR. Cecep Ijang Wahyudi.

Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengatakan, kegiatan workshop UKMK seperti ini sangat strategis bagi BPDPKS, terutama dalam rangka melaksanakan arahan Presiden Prabowo Subianto dimana nanti target perekonomian Indonesia dapat tumbuh hingga 8%.

Dia menjelaskan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah dikontribusikan oleh sektor Usaha Kecil dan Menengah Koperasi atau UKMK. “UKMK Kabupaten Siak pun dapat berperan dalam mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi tersebut,” katanya.

Helmi menjelaskan kontribusi sektor kelapa sawit dan turunannya yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor kelapa sawit dan turunanya selama September 2024 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyumbang devisa negara sebesar US$3,63 miliar atau setara dengan Rp47,9 triliun.

Sedangkan selama tahun 2024 ini, kontribusi sektor kelapa sawit dan turunannya terhadap devisa negara mencapai US$21,4 miliar atau setara dengan Rp339 triliun. “Tidak hanya itu, sektor kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja hingga 16,5 juta, baik tenaga kerja langsung atau tidak langsung serta menghidupi lebih dari 66 juta orang Indonesia,” katanya.

Menurut dia, efek kelapa sawit bagi perekonomian bangsa dan negara, bahkan dunia sangat besar. Saat ini, crude palm oil (CPO) Indonesia telah menguasai lebih dari 50% pasar global. Oleh karena itu, dia mengajak untuk terus mengkampanyekan kebaikan-kebaikan sawit karena Indonesia masih menghadapi kampanye negatif sawit secara sistemik hingga kini.

Dia menjelaskan jika Presiden Prabowo Subianto akan fokus kepada hilirisasi, energi dan pangan. Kelapa sawit sangat berperan di ketiga sektor tersebut. Saat ini, sudah ada 172 produk turunan kelapa sawit. “Kami berharap, dari Siak, tumbuh pelaku-pelaku UKMK sawit yang nantinya berkontribusi kepada perekonomian Indonesia,” katanya.

Helmi juga menjelaskan manfaat program Biodiesel yang dilaksanakan Pemerintah dalam rangka mengurangi impor solar Indonesia. Pada tahun 2023, negara bisa menghemat dana dari impor solar sebesar Rp120 triliun.

Sementara itu, Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono mengatakan potensi ekspor lidi sawit sangat besar di Indonesia, khususnya yang dihasilkan dari anggota Aspekpir di Indonesia yang berasal dari pada anggora yang terhimpun ke dalam hampir 500 koperasi petani kelapa sawit dan ribuan kelompok tani sawit.

Menurut dia, upaya meningkatkan ekspor lidi sawit sangat penting untuk meningkatkan pendapatan petani sawit. “Lidi sawit sangat besar manfaatnya, bahan baku juga melimpah. Pasar ekspor sangat menjanjikan, tinggal bagaimana kemampuan produksi petani sawit anggota Aspekpir bisa ditingkatkan,” katanya.

Dia berharap, inovasi teknologi penyerutan lidi sawit yang efektif dan efisien akan terus dihasilkan oleh putera-puteri bangsa Indonesia. “Dengan inovasi teknologi ini, diharapkan produksi lidi sawit meningkat, skala ekonominya masuk dan pasar ekspor bisa kita isi dengan maksimal,” katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabupaten Siak, Provinsi Riau Arisman mengatakan potensi UKMK kelapa sawit di Kabupaten Siak sangat besar mengingat luas perkebunan kelapa sawit yang demikian luas yakni mencapai 328.872,68 hektare (ha).

Dari jumlah tersebut, katanya, 120.797,68 ha dikelola oleh perusahaan, sedangkan 208.075 ha dikelola oleh perkebunan rakyat yang sebagian besar petaninya berhimpun ke dalam koperasi-koperasi. “Kami menitipkan koperasi kelapa sawit ini kepada BPDPKS untuk mendapatkan binaan dari sisi sektor UKMK-nya,” katanya.

Pada kegiatan tersebut, juga dilaksanakan field trip ke Koperasi Produsen Tunas Muda di Desa Teluk Merbau, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Pada field trip tersebut, juga dilaksanakan soft lounching Mesin Lidi Sawit Wardani karya PT Wardani Agro Utama yang mampu menyerut lidi sawit hingga mencapai 30 kg per jam.

Mesin ini nantinya akan dioperasikan dan dimanfaatkan oleh Koperasi Produsen Tunas Muda sebagai koperasi petani kelapa sawit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ini dan akan disusul oleh koperasi-koperasi anggota Aspekpir Indonesia lainnya di seluruh Indonesia.