JAKARTA, AKSIKATA.COM –Sebagai salah satu bagian dari tridarma perguruan tinggi, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) dengan mitra Ikatan Pemandu Museum Indonesia (IPMI) menggelar acara pengabdian kepada masyarakat, Sabtu(2/11/2024), beberapa waktu lalu, di Ruang Teater Museum Sejarah Jakarta, Kawasan Kota Tua.
Tim yang terdiri dari empat dosen dengan dua mahasiswa melakukan pelatihan komunikasi efektif bagi anggota IPMI. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi efektif yang dapat diterapkan oleh Pemandu Museum dalam pelayanan pengunjung. Peserta pelatihan sebanyak 20 perwakilan pemandu museum di Jabodetabek yang menjadi anggota IPMI.
Dalam sambutannya, Amat Kusaini Al Alexs, Ketua Umum Ikatan Pemandu Museum Indonesia (IPMI) menyampaikan, “Pelatihan komunikasi efektif penting bagi pemandu museum dalam memberikan pelayanan prima kepada pengunjung, untuk itu saya menyambut baik kegiatan ini, dimana para dosen UBSI berbagi pengetahuan dan keahliannya dengan anggota IPMI”.
Pemandu museum adalah salah satu profesi dalam bidang pariwisata yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan public. Memandu dan berkomunikasi dengan pengunjung museum yang berasal dari beragam latar belakang social, budaya maupun pendidikan, tentunya membutuhkan kemampuan yang baik.
Yulianti Fajar Wulandari, Ketua Tim Dosen sekaligus Moderator pada pelatihan tersebut mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kali keduanya, Tim Dosen UBSI berkolaborasi dengan IPMI sebagai mitra. “Permasalahan seputar peningkatan kapasitas komunikasi efektif dalam pelayanan yang umumnya dihadapi para pemandu museum, menjadi tantangan bagi kami untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan tips, agar pelayanan prima di museum terwujud,” katanya.
Murtiadi, tutor dalam pelatihan komunikasi efektif ini mengatakan, para peserta tidak hanya diberikan pengetahuan, namun juga dilatih dengan mempraktekkan secara langsung di lapangan. Prinsip berkomunikasi efektif adalah clarity yakni pesan yang jelas dan mudah dipahami, emphaty dan openness dengan mendorong adanya komunikasi dua arah. Komunikasi efektif yang terbangun antara pemandu dengan pengunjung museum bermanfaat dalam mengurangi kesalahpahaman, memotivasi kerja pemandu museum serta meningkatkan kerjasama antar tim.
Grace Manulang, salah seorang peserta merasa senang dengan adanya pelatihan ini. Menurutnya banyak tips dan trik yang dapat diimplementasikan dalam pelayanan public di museuem tempatnya bekerja. Peserta lainnya pun turut antusias dan berharap pengabdian masyarakat ini diadakan kembali, tentunya dengan materi lain yang masih berkaitan dalam pelayanan kepemanduan di museum.