JAKARTA, AKSIKATA.COM – Perlahan namun pasti, dari pembelajaran, hingga terlibat langsung dalam pembuatan film dan iklan, adalah perjalanan karir seorang Pramana Adhitya Nugroho, dan mungkin merupakan proses yang sering pula dijalani oleh mereka yang memang berkecimpung di dunia entertainment terutama perfilman.
Kemudian karena yakin bahwa dunia akting adalah jalan hidupnya, maka dari situlah Pram panggilan akrab lelaki ini pun mencoba peruntungan di dunia tersebut.
“Saya beruntung ketika awal saya terjun di dunia ini saya mendapat peran-peran kecil, nah dari situ saya belajar langsung melihat dan mengobservasi bagaimana para artis senior bisa memainkan perannya di sebuah produksi film,” kata pria berberat badan 52 Kg dan tinggi badan 174 Cm ini.
Karena lumayan banyak Pram terlibat dipembuatan film dan iklan, dari situ pulalah Pram terus menggali kemapuan bakatnya, hingga akhirnya dia mendapat kepercayaan untuk ikut dalam iklan produk handphone Vivo, Sement 3 Roda, Telkom Indonesia, dan Ajinomoto sebagai talent-nya.
Sementara untuk dunia film, Pram pernah menjadi pemeran pembantu dalam film Pegabdi Setan 2. Dan diceritakannya, banyak kejadian unik yang ketika syuting berlangsung.
Pram yang mengaku memiliki “kemampuan melihat mahluk astral” itu mengutarakan di salah satu apartemen tempatnya syuting, waktu masuk terlihat ramai sekali yang mahluk astral. Padahal baru masuk parkiran anak kecil berlarian.
“Memang apartemen itu sudah lama tidak terpakai, dan penampakan itu mengganggu, terutama ketika mau akting tiba-tiba kamera goyang sendiri dan baterainya habis. Kamera mati hidup mati hidup, pintu buka tutup sendiri,” ungkapnya.
Diakuinya, Pram pun melihat sosok berbaju merah di lantai , “saya sih tidak diganggu, tapi hal menghambat pembuatan film. Dan dari penduduk sekitar juga mengakui pernah melihat sosok berbaju merah. Padahal sudah syukuran. Kemudian usut punya usut ternyata tanah tersebut adalah bekas tanah makam,” tambah pria yang kini sedang terlibat dalam beberapa FTV ini.
Berkaitan dengan keterlibatannya di produksi FTV itu, lelaki yang memulai karirnya di tahun 2011 ini mengaku hal itu adalah proses belajar yang tak pernah henti dia lakukan.
“Saya terus upgrade skill, dan saya bisa observasi, dan itu yang saya akan lakukan. Saat sedang istirahat saya gunakan untuk berdiskusi dengan mereka, bukan hanya menghapalkan dialog, tapi juga bagaimana kita bisa berdialog menghadapi lawan kita dan bisa mengimbangi gestur tubuh,” demikian ujarnya.