Daya Tarik Gunung Artapela, Camping Ground Favorit Muda – Mudi Bandung

foto: wisatahits

JAKARTA – AKSIKATA . COM –  Sejak lama dikenal orang dengan nama Gunung Gambung atau lebih tersohor dengan nama Gunung Artapela  ini ,merupakan sebuah gunung yang sedang naik daun di kalangan pendaki gunung .

Gunung berketinggian sedang ini ( 2.194 mdpl ) berlokasi tidak jauh dari Pengalengan ,tepatnya di Desa Sukapura , Kertasari , Bandung ,  Jawa Barat .

Pemandangan alam yang begitu indah dan mempesona ,juga panorama sunrise dan sunset yang layak untuk dinantikan ,hadir ditawarkan di lokasi ini .

Berdasarkan kutipan dari sebuah media pada Rabu ( 7/8/2024 ), selain Gunung Manglayang ,Puntang, dan Burangrang yang sudah lebih dulu sering didatangi para pendaki , Gunung Artapela ini juga bisa dijadikan alternatif pendakian di akhir pekan . Sementara ini Gunung Artapela ini populer sebagai tempat favorit baru muda mudi Bandung .

Berikut adalah beberapa fakta menarik Gunung Artapela yang sudah dirangkum oleh tim media terkemuka dan juga dari berbagai sumber :

1 . Gunung Artapela bukanlah lagi  sebuah Gunung Aktif

Berbeda dengan dua gunung di sampingnya yaitu Gunung Wayang dan Gunung Windu , Gunung            Artapela ini sudah tidak aktif lagi, Hal ini juga ditandai dengan tidak ditemukannya lagi kawah di         lokasi gunung tersebut .

2. Titik awal Pendakian

Berangkat dari Desa Sukapura ,Kecamatan Kertasari , yang berjarak sekitar 2 jam dari pusat kota          Bandung ,anda sudah bisa sampai di lokasi Gunung Artapela ini . Biasanya jalur termudah yang                sering dipilih oleh para pendaki adalah jalur Pengalengan .

Juga tersedia beberapa fasilitas umum di lokasi ini seperti warung , mushola , dan kamar mandi .

Untuk parkir motor atau mobil dikenakan biaya yang masih terjangkau , yaitu Rp . 5.000  dan                Rp. 15.000 untuk mobil .

3. Danau yang indah di bawah Puncak Gunung Artapela

Sebuah danau alami di bawah puncak Gunung artapela akan menyambut para pendaki yang kele-      lahan  sehingga bisa beristirahat dan mengambil sumber air .Danau ini dinamai Situ Aul . Untuk   mencapai danau tersebut biasanya paling mudah adalah lewat Sumur Produksi GeoThermal Wayang – Windu searah dengan Village Wayang – Windu Desa Margamukti . Selain jalur tersebut , terdapat alternatif jalan lain yaitu melalui Pabrik Teh Kertamanah Desa Margamukti .

4, Rute Mendaki Gunung Artapela

Terdapat dua jalur pendakian yang bisa ditempuh untuk mencapai Puncak Gunung Artapela , yaitu jalur Seven Field ( 3 jam pendakian ) , dan jalur Datar Mamuju ( 5 jam pendakian ) .Kebanyakan para pendaki lebih memilih jalur Seven Field ketimbang  Datar Mamuju , walaupun lumayan lebih menanjak dan menantang .

Serangkaian persyaratan sebelum memulai pendakian harus dijalani oleh para pendaki ,seperti mendaftarkan diri di basecamp   pendakian Desa Sukapura .

Kemudian apabila anda kelelahan dalam pendakian , anda diperbolehkan beristirahat di gubuk milik para petani jdi pinggir jalan .

Sambil melewati hijaunya perkebunan dan persawahan milik warga ,dan jika sudah cukup melewati ketinggian , dengan jelas anda akan melihat lereng gunung dan rumah -rumah warga dari kejauhan .

Keindahan Galaksi Bima Sakti bahkan bisa anda lihat dengan mata telanjang di waktu malam hari yang cerah .

5. Puncak Artapela adalah favorit untuk dijadikan tempat kemping  

Dataran luas sekitar 40 hektar bersemak di sekitarnya, juga bunga Edelweis di beberapa sisinya inilah yang kerap menjadi alasan Gunung Artapela digandrungi para pendaki sebagai tempat kemping.

Lanskap megahnya gunung – gunung yang mengelilingi Bandung dan sekitarnya bisa kita nikmati di Puncak Sulibra ,nama dari Puncak di Gunung Artapela ini . Warna -warni lampu rumah warga kaki gunung ini semakin menambah indahnya pemandangan sambil duduk di depan api unggun .

6. Nama lain dari Artapela     

Gunung Artapela juga terkenal dengan nama lainnya yaitu Gunung Sembung . Namun sejarah mencatat bahwa ada gunung lain di Jawa yang memakai nama yang sama , yaitu Gunung Sumbing yang dulunya bernama Gunung Sembung ( bersumber dari Manuskrip Bujangga Manik ) .