JAKARTA, AKSIKATA.COM – Tampil di beberapa event adalah perjalanan dari seorang penari cilik bernama Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono yang akrab dipanggil Nesia. Menurut Ibundanya, Ayi Sri Suminar, Nesia adalah anak yang super aktif. Bahkan sejak usia 10 bulan, Nesia sudah bisa berjalan, bicara lancar dan mampu menyerap banyak hal dengan cepat.
Menurut Ibu Ayi, pendidikan anak itu bukan saja saat dia lahir tapi saat masih dalam kandungan.
Dikisahkan sejak Nesia berusia dini, dia acapkali diajak ke galeri-galeri seni dan pertunjukan tradisional seperti pementasan wayang orang dan sejenisnya, orang tuanya jarang sekali mengajak Nesia pergi ke tempat-tempat perbelanjaan seperti mall atau sejenisnya.
Sejak dini, Nesia juga sering diajak mendongeng bersama sebelum tidur, bahkan dia selalu meminta untuk menjadi bagian dalam setiap cerita yang ada dalam itu tutur Ayi.
Tidak cuma itu, di usia dua tahun setengah Nesia, sudah meminta sekolah balet, dan ternyata dia suka sekali, dan alhamdulillah dia lulus mendapat nilai terbaik dari sekolah balletnya “Maureen School”.
Setiap latihan dia selalu giat, serta sering mengarang sendiri gerakannya, wajar jika akhirnya pada saat ujian, Nesia mendapat penghargaan dengan nilai terbaik. Bahkan saat performa di Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 2015, Nesia tampil sangat memukau jelas Ayi.
Kemudian masuk usia taman kanak-kanak, dalam sebuah momen di Boyolali, Jawa Tengah, Nesia mulai mencintai tarian tradisional dan di sanggar Tari Ayodya Pala, Nesia bersungguh-sungguh mendalami hobinya sebagai penari.
Namun ada yang lucu dan berbeda dengan teman seangkatannya saat Ia TK, saat ditanya tentang cita-cita, Nesia kecil bukan ingin menjadi dokter atau profesi lainnya, namun Nesia ingin menjadi Puteri Duyung. “Karena puteri Duyung itu enak bisa bebas berenang kemana saja, kalau capek berenang bisa langsung naik ke atas deh jadi manusia” ujar Ayi mengingat kenangan itu.
Nesia yang lahir dari pasangan Gunawan Wicaksono dan Ayi Sri Suminar kini bersekolah di bangku SMP kelas 7 SMPN 2 Depok. Sementara dalam pendidikan di rumah, Nesia jarang sekali memegang hand phone dan ini juga salah satu yang membuat Nesia, menjadi anak yang cenderung lebih aktif di dunia nyata, ketimbang dunia maya. Begitupun dalam pendidikan soal Agama, sebagai landasan hidupnya, Nesia dididik untuk hidup saling toleransi antar sesama oleh kedua orang tuanya.
Adapun gelar prestasi yang dicapai Nesia antara lain menguasai 34 jenis tarian tradisional dari berbagai daerah di Nusantara. Pentas Ramadan Keliling bersama komunitas Seni Huma Rumil sejak tahun 2022 hingga 2024), pentas menghibur korban kebakaran Simprug, 2022.
Kemudian sebagai Pendongeng Musikal untuk program CSR Jakarta Fair, sejak tahun 2022 hingga 2024, Penari Tunggal dalam acara peluncuran buku “Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di luar Tembok Kota Batavia (1684-1740)” karya Dekan FIB UI Bondan Kanumoyoso di Universitas Indonesia, 2023.
Ikut pentas bersama teater HUMA RUMIL berjudul “Perburuan Satwa Langka” di bawah binaan Aktris Sha Ine Febriyanti, April 2024. Nesia juga menjadi leader dalam pentas tari dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional 2024 di Makara Art Center Universitas Indonesia, Mei 2024 dan sebagai penari dan MC dalam perayaan Hari Anak Nasional 2024 bersama komunitas Bakul Budaya FIB UI. (Foto dokumen Bakul Budaya)