Suzuki Kejar Target Capai Strategi Reduksi Karbon di Pabrik

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Suzuki menyediakan produk rendah emisi dan ramah lingkungan, serta proses produksi yang memperhatikan aspek pelestarian alam, untuk mencapai target reduksi karbon dalam jumlah yang lebih besar pada tahun 2060 mendatang.

Selain teknologi hybrid dan desain mesin yang rendah emisi, Suzuki Indonesia membangun sistem produksi pabrik yang ramah lingkungan sejak 2020 lalu.

Joshi Prasetya, Dept. Head of Strategic Planning PT SIS, mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan saat ini memang berfokus pada target reduksi karbon.

“Suzuki Indonesia saat ini sangat fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi untuk mencapai target reduksi karbon perusahaan di 2060 mendatang,” katanya dalam press rilis yang diterima AKSIKATA.COM, Rabi (24/01/2024).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi Suzuki Global dan pemerintah Indonesia yang menargetkan reduksi emisi hingga 41% di tahun 2030, serta Net Zero Emission.

“Beberapa langkah terintegrasi yang kami kerjakan dalam perjalanan ini dapat dilihat lewat produksi kendaraan yang ramah lingkungan dan rendah emisi, kegiatan CSR dan Peduli Pendidikan yang menjangkau dan mengedukasi banyak siswa daerah di Indonesia, maupun implementasi reduksi karbon di seluruh pabrik Suzuki,” terang Joshi.

Sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah inisiatif yang penerapannya berfokus untuk mencapai upaya menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.

Pada tahapan awal, Suzuki Indonesia menjalankan Suzuki Green Procurement Guideline, yaitu panduan peraturan dan kesepakatan atas pengujian dan pengawasan bahwa seluruh vendor yang menyuplai bahan produksi kepada pabrik Suzuki telah memiliki landasan hukum akan komitmen penjagaan lingkungan dan bebas dari 30 bahan kimia berbahaya yang sudah disahkan secara global.

Hingga tahun 2023, Suzuki Green Procurement Guideline telah mengawasi 464 vendor aktifnya, tujuannya agar konsumen dapat yakin dan tenang seluruh produk Suzuki Indonesia aman untuk digunakan dan telah berstandar global.
Selain itu, Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor untuk dapat mengurangi 5% emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari tahun 2024. Ini merupakan langkah konkret yang dilakukan Suzuki Indonesia untuk menuju upaya reduksi karbon di tahun 2060.

Sejak tahun 2020 hingga 2023 lalu, Suzuki Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi penggunaan energi pada setiap proses produksi melalui metode Kaizen.

Di tahun ini dan kedepannya, Suzuki Indonesia menargetkan beberapa inisiatif diantaranya dengan upaya green energy, yaitu upaya penanaman tanaman sebagai ekosistem yang menunjang mitigasi perubahan iklim dengan penyerapan dan penyimpanan karbon biru yang dapat mengurangi emisi di berbagai wilayah Indonesia.

Selain itu, upaya green electricity, yaitu penerapan teknologi yang digunakan di pabrik Suzuki, salah satu yang utama adalah pemanfaatan solar panel di beberapa titik pabrik Suzuki sebagai sumber energi listrik terbarukan.

Suzuki Indonesia juga akan menerapkan konversi energi dengan penggunaan water boiler yang memungkinkan pemanfaatan ulang energi panas yang dihasilkan dari proses pengecatan kendaraan. Hal ini dilakukan karena proses painting pada dasarnya merupakan penyumbang karbon terbesar dalam proses produksi kendaraan jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencetakan, pengelasan, perakitan, dan pengecekan kualitas.

Sebelum menerapkan konversi energi, proses painting atau pewarnaan yang sangat steril ini menyumbang kurang lebih 50% karbon dalam proses produksi kendaraan.

Upaya Suzuki Indonesia tersebut juga turut diimbangi dengan hasil produk akhir yang dihadirkan kepada masyarakat Indonesia, yaitu dalam bentuk kendaraan rendah emisi dan lebih ramah lingkungan yang tercermin pada mobil, sepeda motor, dan mesin tempel kapal Suzuki.

Selain itu, sebagai rangkaian akhir proses produksi, pabrik Suzuki Indonesia juga berperan aktif dalam mengumpulkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi, seperti baterai tidak terpakai, pasir bekas produksi, kaca, keramik, kayu, potongan metal, dan sampah lainnya, kemudian memastikan limbah produksi tersebut melalui proses daur ulang oleh pengelola limbah sehingga tidak mencemari lingkungan.

“Dalam tiga tahun terakhir, Suzuki Indonesia berhasil mencatatkan lebih dari 9,000 ton sampah yang disalurkan untuk didaur ulang, guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan sekitar,” jelasnya.

Suzuki Indonesia optimis dapat mencapai target milestone untuk mereduksi karbon lebih dari 41% pada tahun 2030 dan mengoptimalkan langkah menuju target reduksi karbon yang lebih besar lagi pada tahun 2060 mendatang.
“Suzuki Indonesia percaya bahwa reduksi karbon merupakan aspek krusial untuk masa depan bangsa kita. Visi inilah yang mendorong kami untuk terus mengerjakan seluruh strategi reduksi karbon maupun konversi energi terbarukan dalam proses produksi, dan harapannya dapat mencapai taraf smart factory yang netral karbon di masa mendatang,” tutup Joshi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.