JAKARTA, AKSIKATA.COM – Ratusan calon samanera program Pabbajja Samanera Sementara Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) mengikuti prosesi pencukuran rambut di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2022). Pabbajja Samanera merupakan kegiatan untuk melatih umat Buddha mempraktekkan kehidupan meninggalkan keduniawian.
Rangkaian prosesi dimulai dengan pembagian daun teratai sebagai wadah potongan rambut. Sebelum pencukuran, orang tua dan perwakilan keluarga melakukan pemotongan rambut masing-masing anak atau keluarganya yang akan mengikuti Pabbajja Samanera Sementara.
Bagian yang dicukur tidak hanya rambut kepala, tetapi juga alis dan kumis. Mengawali prosesi, orang tua atau keluarga melakukan pemotongan dengan gunting yang dibawa setiap peserta dan diletakkan di atas daun teratai.
Proses pencukuran dilanjutkan oleh beberapa bhikkhu. Satu bhikkhu mencukur setidaknya 12 calon samanera karena keterbatasan jumlah bhikkhu.
Suasana haru menyelimuti proses pencukuran ini, hingga nampak beberapa peserta dan orang tua menitikkan air mata. Kebanggaan dan rasa syukur terpancar dari para orang tua, melihat anak atau sanak saudara menjadi pelaku utama dalam momen penuh berkah ini.
Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara MBMI 2023 , Fatmawati, menyampaikan bahwa pelaksanaan Pabbajja Samanera kali ini menerapkan prinsip Zero Waste untuk meminimalisir dampak sampah.
“Walaupun kegiatan ini berskala besar dan melibatkan ribuan orang dengan jangka waktu yang panjang, kami berusaha meminimalkan sampah yang dihasilkan dengan menggunakan barang-barang ramah lingkungan dan menghindari penggunaan bahan plastik atau styrofoam sekali pakai,” ujar Fatmawati seperti dilansir dari situs buddhazine.
Menurut Fatmawati, upacara potong rambut dilakukan sebagai tanda seseorang bertekad bulat mengucapkan Adithana. Selain itu, guna melepaskan keduniawian untuk menjalankan Dhamma dan Vinaya mengikuti jejak Sang Buddha.
“Bagi umat Buddha, rambut merupakan mahkota, begitu juga dengan alis. Ini suatu hal yang sulit buat seorang seperti kita, karena sebagai cowok punya mahkota dilepas. Tapi, ini wujud melatih diri dan dia mau mendapatkan ketenangan batin,” tambah Fatmawati.
Di tahun ini, tercatat ada 500 peserta yang mengikuti Pabbajja. Samanera paling tua berusia hingga 101 tahun. Sementara yang paling muda berusia 8 tahun.
di hari yang sama, sebelum penyelenggaraan Pabbajja, Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sempat mengadakan kegiatan penanaman 500 pohon di kawasan Candi Borobudur.