BADUNG, AKSIKATA.COM – Aldi Sahila Tua Nababan (23), mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Elizabeth International Bali ditemukan tewas di kamar kostnya di di Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan By Pass Ngurah Rai No.23, Benoa, Kuta Selatan, Kab. Badung, Kuta Selatan, Bali.
Jasad Aldi ditemukan pertama kali oleh pemilik indekos bernama Nyoman Risup Artana (43), Sabtu (18/11/2023) sekita pukul 08:30 WITA. Nyoman Risup merasa curiga lantaran sekitar kamar korban dipenuhi dengan lalat hijau.
Nyoman Risup berulang kali mengetuk pintu kamar Aldi, namun tak ada respon. Dia semakin curiga, karena dia melihat ada darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos.
Tak menunggu lama, Nyoman Risup langsung lapor ke ke Polsek Kuta Selatan. Petugas kepolisian segera berdatangan. Kamar kos dibuka dengan bantuan tukang kunci. Alangkah kagetnya mereka semua, karena Aldi ditemukan menjadi mayat dengan kondisi mengenaskan.
Tubuhnya terlilit tali. Mayat menyadar di pintu kamar dengan kedua kaki nyentuh lantai. Selain itu di tubuh Aldi ditemukan luka-luka dan lebam, engsel siku bergeser, dan alat kelaminnya pecah mengeluarkan darah.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar Kompol Losa Lusiano Araujo mengatakan, penyidik Sat Reskrim Polresta Denpasar dan Polsek Kuta Selatan saat ini tengah melakukan penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.
Meski dari hasil penyelidikan sementara, korban tewas diduga bunuh diri dengan cara gantung diri di kamar kosnya.
Usai diautopsi, jasad korban kemudian diserahkan kepada keluarganya yang berada di Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Monalisa Nababan selaku kakak korban pun buka suara. Keluarganya menyakini bahwa Aldi tewas dibunuh.
Karena kondisi jenazah sangat mengenaskan. “Adik saya penuh dengan darah. Kelaminnya rusak mengeluarkan darah, dari hidung dan mulut juga. Badan semua memar, sikunya bergeser,” kata Monalisa.
Selain itu, proses penyelidiki terhadap kematian adiknya dinilai janggal. Salah satunya saat korban akan diautopsi, namun pihak keluarga tidak diperbolehkan untuk melihat. Bahkan, saat keluarga korban memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga Monalisa, namun hal itu ditolak.
“Bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga. Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi,” tulis Monalisa.
Monalisa embantah jika adiknya tewas karena bunuh diri. Menurutnya, Aldi sama sekali tak menunjukkan gelagat aneh sebelum akhirnya ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya.
Untuk memastikan penyebab kematian Aldi, pihak keluarga membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi. Terhadap jenazah juga dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan Toksikologi dan Patologi.
Monalisa berharap, dengan adanya autopsi di RS Bhayangkara Tk II Medan, penyebab kematian adiknya dapat segera terungkap.