Menjaga Eksistensi Wayang Kulit dalam Pagelaran Malam Jumat Pon

KLATEN, AKSIKATA.COM – Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah menyebutkan, betapa pentingnya pengakuan internasional dalam meningkatkan reputasi dan martabat budaya wayang Indonesia.

Meskipun pertunjukan wayang masih dinikmati oleh sebagian besar masyarakat, namun wayang Indonesia sedang berjuang untuk mempertahankan eksistensinya.

Itje menjelaskan bahwa pertunjukan wayang kulit Indonesia tidak hanya ditetapkan sebagai warisan budaya nasional tapi juga dunia melalui Intangible Cultural Heritage (ICH) dari UNESCO.  Karena itu pengakuan internasional dari UNESCO tersebut harus dijaga karena berpotensi baik untuk meningkatkan reputasi dan martabat wayang Indonesia.

“Kunci eksistensi wayang terletak pada kolaborasi antara seniman senior dan generasi muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan generasi muda pada proses berkesenian dan tidak membatasi kreativitas mereka untuk menarik minat anak muda,” kata Itje, dalam keterangan di Jakarta, Minggu (5/11/2023).

Sebelumnya, memeriahkan Hari Wayang Nasional serta momen memperingati Pertunjukan Wayang (The Wayang Puppet Theatre) digelar Wayang kulit malam Jumat Pon, Kamis (2/11/2023) lalu di Klaten, Jawa Tengah denga Dalang Ki Gatot Tomo Pandoyo.

Pegelaran yang ditampilkan di Sanggar Seni Budaya Manunggal Sri Sidomulyo, Desa Soropaten, Kabupaten Klaten, telah mencuri hati banyak penonton dan mendapat apresiasi dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. Pagelaran wayang kulit Jumat Pon itu sebagai bentuk nyata pelestarian budaya.

Pagelaran Wayang tersebut memainkan lakon Wahyu Tirta Suci yang mengangkat berbagai aspek pendidikan dan budaya Indonesia, sambil menyoroti pentingnya Pancasila dan integritas pribadi. Selain itu, pertunjukan ini juga menggarisbawahi peran pemerintah dalam mengatasi perundungan di sekolah dan mempromosikan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Klaten, Sri Nugroho menyampaikan apresiasi kepada KNIU serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang terus berupaya mempromosikan pelestarian wayang.

“Pertunjukan malam ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya Wayang Indonesia serta kebutuhan untuk saling memahami dan bekerja sama antar generasi,” pungkas Sri Nugroho.

Pagelaran Wayang kulit malam Jumat Pon yang juga dihadiri oleh Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Humas, Kemendikbudristek, Anang Ristanto, menggunakan gamelan dan alat musik tradisional Jawa dan turut serta bintang tamu Apri dan Mimin, seniman komedi kondang asal Klaten. Lirik lagu yang didendangkan berbicara tentang pengampunan, cinta, dan mencari pencerahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *