BANDUNG, AKSI KATA. COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia khususnya kepada mahasiswa sebagai generasi digital native yang memiliki keunggulan dalam memahami dan mengadopsi teknologi baru dengan cepat sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia dengan tetap dapat memitigasi risiko dari penyelenggaraan keuangan digital.
Dalam rangka kegiatan Hari Ulang Tahun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke-12, OJK menyelenggarakan kegiatan OJK Mengajar dengan tema “Sosialisasi Digital Financial Literacy“ di Universitas Islam Bandung (Unisba), Jumat (13/10).
Kepala Eksekutif Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Hasan Fawzi dalam paparannya menyampaikan bahwa pasca diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), OJK memiliki mandat dalam mengatur dan mengawasi Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital termasuk Aset Kripto. Saat ini terdapat 105 Penyelenggara ITSK yang terbagi dalam 15 klaster model bisnis.
“Perkembangan teknologi semakin mendorong peningkatan inovasi di sektor keuangan di Indonesia, di mana hal ini membutuhkan respons kebijakan yang tepat dan didukung oleh literasi masyarakat yang baik. Masyarakat harus dapat memahami karakteristik produk keuangan digital, yang mencakup manfaat, risiko, biaya, hak dan kewajiban konsumen, serta memastikan legalitas pihak penyedia layanan keuangan adalah hal penting sebelum menggunakan layanan keuangan digital,” kata Hasan.
Lebih lanjut Hasan menyampaikan bahwa masih terdapat gap antara inklusi keuangan dan literasi keuangan digital dimana selama 3 tahun (2019-2022) kenaikan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia hanya 5 persen. Melalui program Digital Financial Literacy diharapkan OJK dapat berkontribusi penuh pada peningkatan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia.
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., M.H. dalam sambutannya mendukung kegiatan OJK Mengajar terkait Digital Financial Literacy karena dapat menjadi peluang dalam perkembangan kurikulum dan kajian-kajian ilmiah.
“Walaupun anak-anak muda sudah terampil dengan teknologi, tetapi karena kemudahan dan pengaruh lainnya bisa saja menjadi salah dalam penggunaan. Dalam konteks pembelajaran di Unisba, pembahasan digital financial bisa menjadi materi kuliah. Ini menjadi tantangan dalam pembenahan kurikulum terkait digital financial literacy di setiap program studi. Kegiatan ini dapat menjadi peluang yang bisa dikembangkan dalam perkembangan kurikulum dan kajian-kajian ilmiah,” kata Edi.
Kuliah umum juga menghadirkan narasumber Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba Dr. Ferry Darmawan, M.Ds., Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya, serta Wakil Bendahara II Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Chrisma Albandjar dan dihadiri oleh 424 Mahasiswa (baik offline maupun online) yang terdiri dari Mahasiswa Unisba, Mahasiswa Program Pertukaran Merdeka se-Indonesia dan Mahasiswa dari Universitas lainnya di Bandung yang hadir secara fisik dan virtual.
Selain pemaparan materi, para peserta juga diberikan edukasi mengenai aplikasi Smart Digital Indonesia, yang merupakan inisiatif OJK dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat, khususnya generasi muda, melalui bauran deliverables yaitu e-Book, video, dan game interaktif, dengan harapan Smart Digital Indonesia dapat memperluas pengetahuan peserta, yang merupakan mahasiswa, terkait literasi keuangan digital dan mendorong peningkatan literasi keuangan digital ke lingkungan sekitar peserta.