JAKARTA, AKSI KATA.COM –
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk menjadi enabler para pelaku UMKM kreatif untuk mendapat kesempatan naik kelas hingga mampu go global.
Hal ini sejalan dengan misi diselenggarakannya ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), di mana BNI sebagai bank BUMN yang mendukung perhelatan akbar pertemuan para pemangku kepentingan negara ASEAN.
BNI percaya diri untuk showcasing pencapaian dan pipeline perseroan dalam pengembangan ekosistem UMKM kreatif go global melalui program BNI Xpora.
“Melalui program BNI Xpora kami yakin dapat membantu para pelaku UMKM untuk dapat mengembangkan usahanya lebih jauh lagi dan mampu menyentuh pasar global,” ungkap Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo di Jakarta, Sabtu, (3/9).
Sampai kuartal II – 2023, total kredit BNI Xpora untuk debitur UKM berorientasi ekspor mencapai Rp 29 triliun, dengam jumlah debitur lebih dari 27.000.
Kredit program BNI Xpora ini disalurkan untuk pelaku UMKM sektor manufaktur sebanyak 53%, yang disebagiannya merupakan para pelaku industri kreatif.
“Melalui BNI Xpora, banyak pelaku UMKM kreatif yang semakin percaya diri untuk naik kelas dan melakukan eksplorasi pasar hingga ke luar negeri,” ujar Okki.
Okki menegaskan, BNI hadir untuk melayani kebutuhan UMKM berlandaskan 3 fokus strategis pengembangan.
Pertama ialah go productive, di mana BNI menyediakan fitur untuk peningkatan kapabilitas melalui program edukasi, pendampingan, dan pengembangan bisnis secara berkelanjutan.
Ke dua go digital, dalam hal ini BNI menghadirkan fitur akses solusi yang terintegrasi dalam memberikan kemudahan untuk ekspor melalui platform digital BNI Xpora.
Ke tiga go global, BNI menyediakan akses inkubasi bisnis yang luas kepada pelaku UMKM dan berbagai macam fitur Go Global lainnya yang menunjang kegiatan ekspor.
Menurut Okki, BNI Xpora merupakan orkestrator ekosistem UMKM yang mempertemukan penjual, pembeli (termasuk Diaspora) dan enabler ekspor.
“Kami sangat bangga bahwa BNI Xpora dapat diakses oleh lebih dari 120 ribu UMKM eksportir dan 10 juta UMKM lainnya,” ujar Okki.