JAKARTA, AKSIKATA.COM – Siapa yang tak kenal Au Bintoro, pendiri Olympic Furniture. Kisah hidupnya yang terkulik menginspirasi banyak orang. Dari bagaimana dia membangun dan membesarkan Olympic Furniture sampai ke mancanegara, juga kisah kehidupan kesehariannya.
“Saya lahir dan besar dari keluarga sederhana, Namun kesederhanaan bukan berarti aral bagi kita untuk tidak bisa terbang tinggi; Karena ketidakberadaanlah yang membuat kita menjadi peka mengubah masalah menjadi solusi, seperti halnya beragam produk Olympic dengan system Knokdownnya yang mempermudah kita memiliki beragam furniture dengan harga terjangkau, namun tetap cantik dan elegan,” begitulah dia mengawali ceritanya.
Di hari ulang tahunnya yang genap berusia 70 tahun pada 1 Agustus 2022, Raja Furniture tanah air ini punya kisah bagaimana dia menjaga tubuhnya, agar tetap sehat, bugar dan penuh vitalitas, serta semakin kreatif dan produktif. “Saya ingin berbagi pengalaman,” begitu ungkapnya.
Demi berbagi pengalaman kepada masyarakat luas, Au merayakan ulangtahunnya secara virtual. Padahal, sebelumnya Au selalu merayakannya secara langsung, baik bersama keluarga besarnya, para sahabatnya, dan seluruh karyawannya yang ada di Olympic Furniture Group. Dan, tentu saja ada banyak pesan yang akan disampaikan AU, pesan-pesan bermakna dan bermanfaat.
Kali ini, Au memperkenalkan YOLD, kependekan dari “Young Old”. Sebutan itu adalah bagi mereka yang–berusia antara 60 th hingga 75 th yang seharusnya sudah pensiun, namun yang masih memiliki karakteristik anak muda. YOLD adalah para orang tua sepuh yang tetap menjalankan aktivitas, berbisnis, belajar, bekerja dan tentu saja tetap produktif. Bisa dibilang YOLD menolak pensiun. Mereka tampil sebagai young old atau tua muda dan akan mengubah dunia.
Dan itulah yang dianut Au. Karena ingin tetap produktif, selalu sehat dan bugar, AU pun mendirikan YOLD Indonesia.
Asal tahu saja, di usainya yang ke 70 sekarang ini, Au Bintoro seperti tidak pernah kehabisan daya, bahkan seperti mendapat tenaga ekstra — sehingga Ia mampu melakukan beragam aktivItas olahraga, dan terbilang ekstrim, serta senantiasa memliki waktu produktif untuk keluarga, aktivitas sosial maupun bisnis!
“Buat saya di usia 70 ini, bukanlah usia untuk mengakhiri atau tutup buku dalam menjalani aktivitas kehidupan, tetapi justru buat saya adalah untuk memulai dan memasuki beberapa kegiatan baru, karena hidup adalah proses belajar,” terang anak ketiga dari 13 bersaudara yang kesemuanya lelaki, saat perayaan ulangnya melalui berbagai kanal di media sosial.
Laiknya anak muda pula, Au tetap menjalani berbagai kegiatan kreatif dan produktif. Selain masih menjalankan bisnisnya, AU menekuni ilmu bela diri karate. “Agar otot-otot tetap lentur namun kokoh saya mulai belajar karate lagi. waktu muda saya pernah belajar, dan terakhir sudah ban cokelat, dan sekarang sudah ban hitam dan target saya harus Dan 4, dan kenaikan Dan-nya langsung dari jepang,” cerita dia.
Selain karate, AU juga belajar tinju, tujuannya bukan untuk berkelahi melainkan untuk melatih kelincahan agar memiliki reflek yang baik. “Usai berlatih tinju biasanya saya lanjutkan dengan Gym, untuk membakar lemak yang tidak produktif.”
Tak berhenti sampai di situ saja, Au juga belajar dansa. Dia belajar dansa cha cha, Ba Cha ta, Salsa mungkin tango. Dia juga belajar gitar.
“Paling tidak tiga jenis dansa harus saya kuasai, karena dimana tempat saya berkumpul, saya suka berdansa dengan isteri. Sekalipun usia sudah lanjut tapi harus pintar dansa dong, karena dansa bersama istri membuat hubungan kita semakin harmonis, serasa pacaran terus.”
Menurut Au, aktivas yang dia lakukan itu , untuk memperkuat otot, mempertahankan kepadatan tulang sehinnga terhindar dari osteoporosis, dan yang menjaga tetap awet muda.
Au juga rutin Jogging bersama istri, anak-anak, menantu dan para cucu. Tujuannya selain menularkan kebaikan pada mereka, juga menanamkan pola hidup sehat, baik fisik maupun mental. sehingga dimasa tua kita tidak kehabisan daya dan energi. Dan Juga mewujudkan kebersamaan, Karena membangun keluarga bukan hanya menyediakan kebutuhan materi, tapi juga cinta kasih melalui kebersamaan yang rutin, sehingga ikatan keluarga senantiasa terbina dan saling terbuka.
Di bulan September ini, Au berencana kembali ke bangku kuliah di Universitas Indonesia untuk mengejar sarjana S1. “Jadi selama kita hidup ya terus belajar. Entah belajar sabar, belajar Agama, belajar spiritual sehingga kita semakin bijak. Dan juga belajar teknologi terbarukan, karena dunia kan semakin berkembang, sehinnga kita tidak ketinggalan jaman,” tandasnya.
Tak sampai di situ saja, Au juga mulai memasuki dunia petualang dengan ikut offrod, hiking, dan rafting. Bahkan, dia juga berniat terjun payung. ”
“Suatu saat saya akan terjun payung di New Zeland,” ujarnya.
Au merasanya tak pernah lelah, tubuhnya terbilang fit. “Tuhan sesungguhnya memberikan kita kekuatan tak terhingga. Namun karena kita mudah menyerah, cepat merasa lelah, takut ini, dan takut itu. Akibatnya potensi yang Tuhan berikan tidak optimal. Saaat saya merasa lelalh saya tidak mau ikutin rasa lelah itu, dan saya bicara dalam hati atau mengafirmasi diri… saya semakin kuat, saya semakin sehat. Dan hasilnya seperti yang Anda lihat, energi saya semakin berlebih.”
Begitulah kegiatan AU sekarang.
Menurut WHO, di negara-negara maju antara tahun 2000-2015 para YOLD inilah yang memiliki peningkatan harapan hidup lebih lama karena memiliki kesehatan yang baik.
Sebuah penelitian di Jerman menyatakan bahwa bahwa orang yang tetap bekerja setelah usia pensiun berhasil memperlambat penurunan potensi intelektual/kognitif yang biasanya terjadi pada orang tua. Semangat untuk terus exist dan bekerja inilah yang membantu para YOLD atau baby boomer itu tetap kuat.
“Kesimpulannya, untuk hidup lebih sehat dan bahagia, para lansia harus tetap beredar, tetap gaul, tetap gaya dan aktif, tidak berhenti belajar serta
mengembangkan diri agar tetap bermanfaat bagi lingkungan, keluarga atau paling tidak bagi diri sendiri,” tandas dia.