JAMBI, AKSIKATA.COM – Sudah lebih dari 10 hari dimakamkan, jasad Brigadir Yoshua alias Brigadir J sulit dilakukan autopsi. Pemberian formalin dan kondisi jasad yang sudah membusuk membuat tim dokter forensik mengalami kesulitan.
Namun walau mengalami kesulitan terhadap kondisi jasad Brigadir J, tim forensik berhasil memastikan semua luka di tubuh korban.
“Sesuai kami perkirakan temukan kesulitan jenazah sudah diformalin dan pembusukan, namun itu semua kita bekerja dan mendapatkan hasil cukup syukuri. Kami yakin itu sebagai luka dan ada beberapa tempat luka yang memang harus kami konfirmasi melalui makroskopik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik, Ade Firmansyah Sugiharto kepada awak media, Rabu (27/7/2022).
Semua sampel akan dibawa ke Laboratorium RSCM Jakarta, nantinya semua hasil pemeriksaan sampel membutuhkan waktu.
“Sampel kami kumpulkan dibawa ke lab RSCM, tentu membutuhkan waktu. Semua luka kami yakin berbentuk luka harus pastikan apakah terjadi sebelum kematian dan setelah kematian,” katanya.
Saat autopsi tadi, tim forensik menemukan bekas sayatan pasca-autopsi di kepala dan tubuh. Hal itu wajar dalam proses autopsi jenazah.
“Bentuk jenazah pasca-diautopsi sayatan membuka kepala kanan ke kiri dan huruf I dagu ke kemaluan, standar autopsi di sini. Ada juga tanda-tanda formalin, ini semua hasil pemeriksaan membutuhkan waktu,” katanya.
Hingga kini kematian Brigadir J meninggal dunia menimbulkan banyak tanda tanya usai polisi mengumumkan kematian Brigadir karena adanya baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri. Saat ini kasusnya terus didalami pihak terkait, termasuk Komnas HAM.(*)