Diprediksi Perayaan Idul Adha Ada Perbedaan Hari Antara Pemerintah dan Muhammadiyah

kemenag.go.id

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Berbeda dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 H yang waktunya bersamaan antara ketetapan pemerintah (Kemenag) dengan Muhammadiyah yang jatuh pada 2 Mei 2022, diperkirakan hari Raya Idul Adha akan terjadi perbedaan hari.

Hal ini diungkap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memprediksi Idul Adha 1443 Hijriah atau Hari Raya Kurban berpotensi akan terjadi perbedaan yakni 9 Juli dan 10 Juli 2022.

PP Muhammadiyah telah menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 Hijriyah atau Hari Idul Adha bertepatan 9 Juli 2022. Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) terlebih dahulu akan melakukan sidang isbat.

Dalam unggahannya di laman pribadi Thomas Djamaluddin, pada Senin (6/6/2022) ia menyebutkan, “Ada beberapa pihak bertanya, apakah Idul Adha 1443 seperti yang tercantum di kalender, Sabtu 9 Juli 2022? Idul adha kali ini ada potensi perbedaan, 9 Juli dan 10 Juli 2022″.

Peneliti ahli utama BRIN ini juga menyebut, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia Kemenag mengatakan bahwa perbedaan jatuhnya Idul Adha 1443 H terlihat dari analisis garis tanggalnya.

“Analisis garis tanggal bisa menjelaskan potensi perbedaan itu. Garis tanggal dibuat dengan menggunakan kriteria yang berlaku di masyarakat,” ujarnya.

Menurut Thomas, ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia yaitu Kriteria Wujudul Hilal dan Kriteria Baru MABIMS. Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari.

Sementara, kriteria Baru MABIMS mendasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat. “Kriteria Baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam,” kata Thomas.

Thomas mengatakan pada saat maghrib 29 Juni 2022, di Indonesia posisi bulan sudah di atas ufuk. Artinya kriteria Wujudul Hilal telah terpenuhi. “Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumatnya menyatakan 1 Dzulhijjah 1443 jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022. Hari libur nasional yang menyatakan idul adha 1443 jatuh pada 9 Juli 2022 didasarkan pada kriteria lama MABIMS, yaitu tinggi minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan 8 jam,” katanya.

Thomas pun mengungkapkan dari garis tanggal Kriteria Baru MABIMS menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022 tinggi bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Artinya, hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat.

“Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443,” jelas Thomas.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.