BEKASI,AKSI KATA. COM – Setelah rampung direvitalisasi dan dioperasikan untuk melayani pengguna jasa kereta api, Stasiun Cikarang diresmikan oleh Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan pada Kamis (31/3). Dalam kegiatan ini turut diresmikan juga integrasi antar dan intermoda berupa bus pengumpan dan angkutan kereta api (KA) jarak jauh yang dilayani oleh stasiun ini.
Setelah direvitalisasi, Stasiun Cikarang dapat melayani KA lokal, KA jarak jauh, dan KA komuter. Tercatat, sejak dioperasikan Stasiun Cikarang mampu melayani 24 perjalanan KA jarak jauh, 12 perjalanan KA lokal, dan 92 perjalanan kereta api komuter setiap harinya. Jumlah ini merupakan capaian dari pembangunan revitalisasi Stasiun Cikarang yang meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah perjalanan sebelumnya.
Sejalan dengan peningkatan jumlah perjalanan KA yang dilayani oleh Stasiun Cikarang, angka penumpang yang memanfaatkan stasiun ini juga semakin meningkat. Pada awal Tahun 2022, penumpang harian untuk layanan KA komuter di Stasiun Cikarang meroket hingga 28.000 penumpang per hari dari semula hanya 5000 penumpang per hari.
Peningkatan juga terjadi pada penumpang layanan KA lokal yang tercatat melonjak dari 500 penumpang per hari menjadi 2000-3000 penumpang per hari. Sementara untuk layanan KA jarak jauh di Stasiun Cikarang mencapai jumlah rata-rata sebesar 400 orang per hari.
Lonjakan jumlah penumpang yang terjadi di Stasiun Cikarang tidak terlepas dari peningkatan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).
Peningkatan dan revitalisasi yang dilakukan di Stasiun Cikarang, dikerjakan sebagai bagian dari proyek Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang. Saat proyek ini selesai secara keseluruhan, akan terdapat empat jalur KA untuk memisahkan jalur KA jarak jauh dengan KA komuter.
Dalam konteks pembangunan Stasiun Cikarang, DJKA telah memulai pengerjaan revitalisasi stasiun ini pada Tahun 2015 untuk Tahap I untuk sisi Selatan, dan dilanjutkan dengan Tahan II untuk sisi Utara pada 2019. Secara garis besar, ruang lingkup pekerjaan yang sudah dilakukan oleh DJKA dalam merevitalisasi Stasiun Cikarang mencakup pekerjaan bangunan gedung, pekerjaan jalan rel, pekerjaan sipil, pekerjaan sistem persinyalan KA, dan pekerjaan listrik aliran atas.
Total keseluruhan anggaran yang terserap untuk kegiatan revitalisasi Stasiun Cikarang mencapai Rp. 412.297.246.931,-. Besaran anggaran tersebut mencakup PHLN Loan JICA No. IP – 508 Tahun 2012 – 2017 dengan alokasi sebesar Rp. 264.186.980.000,- dan SBSN Tahun Anggaran 2019 – 2021 dengan alokasi sebesar Rp. 148.310.266.931,-.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya menyampaikan, alokasi anggaran SBSN pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah dimulai sejak Tahun 2013 sebesar Rp 800 Miliar dan sampai Tahun 2022 ini alokasi anggaran SBSN yang diterima Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah mencapai Rp 45.734.868.376.600,-. Persentase perbandingan alokasi anggaran SBSN dan belanja modal rupiah murni yang diterima Direktorat Jenderal Perkeretaapian dari Tahun 2013 sampai Tahun 2022 adalah sebesar rata-rata 49,22%.
” Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani atas dukungan pendanaan yang diberikan,” ujar Menhub.
Melalui pekerjaan revitalisasi ini, tampilan Stasiun Cikarang menjadi lebih modern dan megah dengan kapasitas yang lebih besar. Peningkatan kapasitas ini dilakukan dengan menambah dua peron menjadi empat peron. Sehingga, terdapat delapan jalur rel aktif yang dapat dioperasikan untuk melayani KA komuter, KA lokal, maupun KA jarak jauh.
Selain itu, gedung pelayanan stasiun juga mengalami perluasan menjadi 2.067,9 m2 dan mengubah level crossing menjadi overpass pada lantai dua bangunan stasiun. Pengubahan level crossing di area stasiun menjadi overpass dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengguna jasa layanan kereta api. Pasalnya, dengan meningkatnya kapasitas stasiun dan jalur, frekuensi KA yang melintas juga akan semakin tinggi. Sehingga jika para penumpang dibiarkan melintas melalui jalur KA aktif, dikhawatirkan akan mengancam nyawa dan berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Pada pengembangan selanjutnya, lantai dua bangunan Stasiun Cikarang dipersiapkan juga menjadi area komersial. Nantinya, calon penumpang yang menunggu keberangkatan keretanya, akan dapat mengisi waktu dengan berbelanja di kios-kios yang tersedia pada area concourse. Harapannya, selain dapat memanjakan pengguna jasa layanan KA, kehadiran kios-kios ini diharapkan juga dapat mendukung operasional Stasiun Cikarang.
Guna memastikan aksesibilitas masyarakat menuju, dan dari Stasiun Cikarang, DJKA juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghadirkan integrasi antarmoda berupa layanan bus DAMRI. Layanan bus DAMRI ini nantinya akan menghubungkan Stasiun Cikarang dengan pusat kawasan industri di JABABEKA dan sekitarnya. Harapannya, dengan dilakukan integrasi antarmoda di Stasiun Cikarang, dapat mendukung aksesibilitas menuju kawasan industri sehingga mendorong peningkatan ekonomi dan produktivitas masyarakat di sekitarnya.