JAKARTA, AKSIKATA.COM – Memperingati Hari Air Sedunia, Danone-AQUA menyelenggarakan Webinar yang bertajuk “Melestarikan Ketersediaan Air Dalam Menghadapi Perubahan Iklim”, Selasa (22/3/2022) secara daring.
Hadir sebagai pembicara, yakni Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia, Perwakilan World Wildlife Fund (WWF), Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020 dan Rachmat Fajar Lubis, Koordinator Kelompok Penelitian Ketahanan Air Tanah BRIN dengan keynote speaker Prof. Dr. Ir. Eko Winar Irianto, MT, Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kemenetrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Dari webinar tersebut terungkap, dari data yang dikeluarkan oleh badan PBB yaitu World Meteorological Organization, sebagian besar negara di dunia tidak siap menghadapi krisis air, seperti banjir dan kekeringan yang diperkirakan akan memburuk seiring perubahan iklim.
“Secara global, laporan tersebut menemukan 25% dari semua kota yang disurvei sudah mengalami kekurangan air secara berkala. Selama dua dekade terakhir, pasokan gabungan dari sumber air permukaan, air tanah, dan air yang ditemukan di dalam tanah, salju, dan es di planet ini telah menurun sampai 1 sentimeter per tahun,” terang Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia, saat memberi sambutan.
Acara ini pun diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih komprehensif bahwa kelestarian air dan perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri dalam memastikan ketersedian air di masa kini dan masa depan. “Oleh karena itu penting bagi pemangku kepentingan untuk bersama-sama menanggulanginya. Danone-AQUA juga ingin menyebarkan inisiatif yang telah dilakukan tentang konservasi air dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Dr. Ir. Muhammad Rizal, M.Sc., Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian PUPR menjelaskan, “Indeks pemakaian air di Indonesia menunjukkan bahwa beberapa tempat seperti di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, serta Bali dan Nusa Tenggara mempunyai status kritis sedang sampai dengan kritis berat yaitu indeks pemakaian air mencapai 50% – 100% untuk berbagai keperluan seperti domestik, Industri dan pertanian. ”
Menurutnya, Ini merupakan tantangan yang dihadapi Indonesia, sehingga Kementerian PUPR harus menjawab dengan pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sumber daya air yang ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Keterlibatan masyarakat dan badan usaha dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya air dan diharapkan kinerja infrastruktur yang telah terbangun dapat terjaga dengan lebih baik. Oleh karena itu kami mengapresiasi pihak AQUA – DANONE yang telah mengadakan peringatan Hari Air Sedunia 2022 untuk mengeratkan rasa tanggung jawab kita dalam menjaga kelestarian sumber daya air Indonesia,” lanjut Muhammad Rizal.
Tri Agung Rooswiadji, Footprint Program Manager, WWF Indonesia mangatakan, sumber air yang tercemar menyebabkan pengelolaan terhadap kelestarian siklus air juga semakin menjadi sebuah proses yang sulit, di antaranya tentu saja biaya yang meningkat untuk memproses air tanah tersebut, bahkan untuk mencegah penggunaanya secara berlebihan.
Menjawab tantangan dan juga peluang yang salah satunya merupakan tanggung jawab pelaku industri, Danone-AQUA menyampaikan program dan inisiatifnya dalam melakukan usaha-usaha pelestarian siklus air dan juga ketersediaan air.
Selain itu upaya pengukuran keberhasilan dampak air positif juga telah dilakukan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). BRIN melakukan validasi atas analisa dan kalkulasi dampak kepengurusan (Stewardship) aktivitas pengelolaan air yang dilakukan oleh Danone-AQUA dengan metode Volumetric Water Benefit Analysis (VWBA) di dua lokasi pabrik AQUA yaitu Mekarsari dan Babakanpari di sumber air Kubang.
Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia menjelaskan, Danone-AQUA berkontribusi dalam melindungi sumber daya air tanah secara menyeluruh dengan mengembalikan air ke dalam ekosistem, menggunakan air secara bertanggung jawab dan meningkatkan akses air bersih untuk masyarakat. Kami berkomitmen dalam menjaga sumber daya air untuk keberlanjutan lingkungan dan bisnis bersama masyarakat serta pemangku kepentingan.
“Kami menjaga kuantitas dan kualitas air di Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan menginisiasi penelitian hidrogeologi, program konservasi, dan pembentukan forum pengguna air untuk memastikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam mengelola DAS,” tandas dia.
Menurutnya, Danone-AQUA terus berupaya mengembangkan program untuk meningkatkan akses air bersih, sanitasi, dan penyehatan lingkungan bagi masyarakat di sekitar pabrik dan wilayah operasional AQUA di Indonesia yang masih kekurangan akses air bersih.
Tak hanya itu, kami juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan internasional untuk meningkatkan jangkauan dan jaminan keberlanjutan program serta menginisasi model bisnis yang inovatif untuk mendukung hal tersebut.
“Kami juga menyadari bahwa proses validasi yang terukur dari lembaga yang kredibel memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas dari pengelolaan sumber daya air. Oleh karena itu kami bermitra dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan proses validasi dari program pengelolaan sumber daya air kami,” lanjut Ratih.
Dr. Sci. Rachmat Fajar Lubis, Peneliti Air Tanah BRIN mengatakan, “Pemahaman tentang ketersediaan air tanah harus terus diamplifikasi, karena dalam satu dekade ini persediaannya terus menurun. Metode kuantifikasi di 6 sektor yang terintegrasi di antaranya penanaman pohon, dan pembangunan sumur resapan untuk konservasi air hendaknya dapat dilakukan secara nasional karena akan sangat bermanfaat untuk memonitor ketersediaan air. Pada akhirnya diperlukan dukungan serta partisipasi untuk menjaga bangunan-bangunan konservasi air”.