Wisata Desa Sade Jadi Daya Tarik Penonton MotoGP Mandalika 2022

MANDALIKA,AKSI KATA.COM – Destinasi wisata Desa Sade, kampung asli Suku Sasak, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung akan menyaksikan MotoGP Mandalika 2022. Keunikan adat istiadat, keramahan dan keanekaragaman produk budaya Sasak membawa kesan tersendiri bagi pelancong di Pulau Lombok. wisatawan.

Desa Sade adalah salah satu dusun yang ada di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Terletak di antara jalan raya Praya ke Kuta, sekitar 30 km dari Kota Mataram. Sekitar 15 menit dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid dan dapayt ditempuh hanya 5 menit dari kawasan The Mandalika, lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit.

Ketika tim Media Center Indonesia menyambangi Desa Sade, Rabu (16/3) sejak di gapura desa penduduk sudah menyambut dengan dengan senyum ramah.  Seorang pemandu wisata telah siap mengantar masuk ke dalam kawasan desa. Para pengunjung terlebih dahulu mengisi daftar tamu. Para turis tidak ditarik tarif masuk. Oleh pemandu, kami disarankan memberikan uang seikhlasnya ke dalam untuk membantu operasional wisata Desa Sade.

Kawasan desa adat Sasak ini memiliki sejarah panjang. Eksis sejak 1.500 tahun lalu. Ketika kita memasuki halaman parker, sudah terlihat atap rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu berdiri kokoh, di antara bangunan modern berdinding tembok. Nuansa tradisional terlihat dari atap genting antik yang terbuat dari pelepah daun rumbai (ijuk). Suasana pedesaan Lombok masa lalu terasa di destinasi  wisata ini.

Di masa New Normal, aktivitas di Desa Sade tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, bagi pengunjung maupun pemandu wisata wajib menggunakan masker dan tetap menjaga jarak.

Erwin, salah satu pemandu wisata Dasa Sade, mengatakan di dalam Desa Sade memiliki penduduk berjumlah 152 keluarga. Luas kawasan tersebut sekitar tiga hektare. Dalam aturan Dusun Sade, tidak ditemukan adanya hal yang mangatur pembatasan jumlah penduduk. Namun jika ada keluarga yang sudah menikah, maka akan dibuatkan rumah sementara. Beberapa tahun  selanjutnya keluarga itu boleh pindah ke tempat lain.  Kebanyakan mereka ke Desa Sade Kecil.

Wisatawan yang datang ke Desa Sade harus mentaati aturan yang telah dibuat oleh pengelola. Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan wisatawan diamtaranya tidak boleh memakai celana pendek. Ketika ada wisatawan yang memakai celana pendek, maka akan dipinjamkan kain tenun untuk menutupi lututnya. Pengunjung juga dilarang teriak-teriak dan menyakiti sesama.

Penting diperhatikan para pelancong. Ada satu rumah yang tidak boleh dimasuki wisatawan, yaitu rumah tempat penyimpanan pusaka Suku Sasak. “Selain rumah satu penyimpanan pusaka, seluruh rumah yang ada di desa Sade boleh dimasuki wisatawan untuk melihat keunikannya,” ujar Erwin.

Ada yang unik dari penduduk Sade, mereka memiliki kebiasaan unik melumuri lantai rumah dengan kotoran ternak. Meski terbilang menjijikkan, penduduk Sasak Sade percaya, lantai yang dilumuri kotoran sapi membuat rumah mereka suci. Namun, untuk tempat ibadah seperti Masjid, penduduk tidak menggunakan kotoran kerbau untuk membersihkan lantainya.

Di dalam Desa Sade dijual juga berbagai suvenir ciri khas Suku Sasak, seperti kain tenun khas motif Lombok, berbagai jenis pakaian wanita dan pria khas Lombok. Tersedia juga gelang, cincin, mutiara, hiasan dinding, topi, minuman kopi dan banyak lagi jenis kuliner yang bisa dibeli di dalam Desa Sade.

Keunikan lain di Dusun adalah Pohon Cinta. Tanaman Pohon Cinta di Desa Sade merupakan pohon nangka yang kini sudah lapuk dimakan usia. Menurut Erwin, hikayat pohon ini menjadi titik pertemuan sepasang kekasih baik yang akan memadu cinta maupun yang akan melangsungkan pernikahan. Dari sinilah para lelaki akan membawa ‘kabur’ calon istrinya. Pohon Cinta tumbuh di tengah-tengah pemukiman desa.

Selain itu juga ada menara yang terbuat dari kayu jati bertujuan untuk melihat pemandangan seluruh desa dari atas. Menara setinggi 10 meter dibuat tahun lalu.

“Dengan adanya perhelatan MotoGP Mandalika 2022 diharapkan pengunjung akan lebih banyak lagi yang akan datang ke desa Sade sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Semoga dengan berkunjung ke desa ini ada pemodal dan investor mau bekerjasama dengan pelaku usaha yang ada di Desa Sade,” tutup Erwin.
MANDALIKA,AKSI KATA.COM – Destinasi wisata Desa Sade, kampung asli Suku Sasak, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung akan menyaksikan MotoGP Mandalika 2022. Keunikan adat istiadat, keramahan dan keanekaragaman produk budaya Sasak membawa kesan tersendiri bagi pelancong di Pulau Lombok. wisatawan.

Desa Sade adalah salah satu dusun yang ada di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Terletak di antara jalan raya Praya ke Kuta, sekitar 30 km dari Kota Mataram. Sekitar 15 menit dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid dan dapayt ditempuh hanya 5 menit dari kawasan The Mandalika, lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit.

Ketika tim Media Center Indonesia menyambangi Desa Sade, Rabu (16/3) sejak di gapura desa penduduk sudah menyambut dengan dengan senyum ramah.  Seorang pemandu wisata telah siap mengantar masuk ke dalam kawasan desa. Para pengunjung terlebih dahulu mengisi daftar tamu. Para turis tidak ditarik tarif masuk. Oleh pemandu, kami disarankan memberikan uang seikhlasnya ke dalam untuk membantu operasional wisata Desa Sade.

Kawasan desa adat Sasak ini memiliki sejarah panjang. Eksis sejak 1.500 tahun lalu. Ketika kita memasuki halaman parker, sudah terlihat atap rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu berdiri kokoh, di antara bangunan modern berdinding tembok. Nuansa tradisional terlihat dari atap genting antik yang terbuat dari pelepah daun rumbai (ijuk). Suasana pedesaan Lombok masa lalu terasa di destinasi  wisata ini.

Di masa New Normal, aktivitas di Desa Sade tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, bagi pengunjung maupun pemandu wisata wajib menggunakan masker dan tetap menjaga jarak.

Erwin, salah satu pemandu wisata Dasa Sade, mengatakan di dalam Desa Sade memiliki penduduk berjumlah 152 keluarga. Luas kawasan tersebut sekitar tiga hektare. Dalam aturan Dusun Sade, tidak ditemukan adanya hal yang mangatur pembatasan jumlah penduduk. Namun jika ada keluarga yang sudah menikah, maka akan dibuatkan rumah sementara. Beberapa tahun  selanjutnya keluarga itu boleh pindah ke tempat lain.  Kebanyakan mereka ke Desa Sade Kecil.

Wisatawan yang datang ke Desa Sade harus mentaati aturan yang telah dibuat oleh pengelola. Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan wisatawan diamtaranya tidak boleh memakai celana pendek. Ketika ada wisatawan yang memakai celana pendek, maka akan dipinjamkan kain tenun untuk menutupi lututnya. Pengunjung juga dilarang teriak-teriak dan menyakiti sesama.

Penting diperhatikan para pelancong. Ada satu rumah yang tidak boleh dimasuki wisatawan, yaitu rumah tempat penyimpanan pusaka Suku Sasak. “Selain rumah satu penyimpanan pusaka, seluruh rumah yang ada di desa Sade boleh dimasuki wisatawan untuk melihat keunikannya,” ujar Erwin.

Ada yang unik dari penduduk Sade, mereka memiliki kebiasaan unik melumuri lantai rumah dengan kotoran ternak. Meski terbilang menjijikkan, penduduk Sasak Sade percaya, lantai yang dilumuri kotoran sapi membuat rumah mereka suci. Namun, untuk tempat ibadah seperti Masjid, penduduk tidak menggunakan kotoran kerbau untuk membersihkan lantainya.

Di dalam Desa Sade dijual juga berbagai suvenir ciri khas Suku Sasak, seperti kain tenun khas motif Lombok, berbagai jenis pakaian wanita dan pria khas Lombok. Tersedia juga gelang, cincin, mutiara, hiasan dinding, topi, minuman kopi dan banyak lagi jenis kuliner yang bisa dibeli di dalam Desa Sade.

Keunikan lain di Dusun adalah Pohon Cinta. Tanaman Pohon Cinta di Desa Sade merupakan pohon nangka yang kini sudah lapuk dimakan usia. Menurut Erwin, hikayat pohon ini menjadi titik pertemuan sepasang kekasih baik yang akan memadu cinta maupun yang akan melangsungkan pernikahan. Dari sinilah para lelaki akan membawa ‘kabur’ calon istrinya. Pohon Cinta tumbuh di tengah-tengah pemukiman desa.

Selain itu juga ada menara yang terbuat dari kayu jati bertujuan untuk melihat pemandangan seluruh desa dari atas. Menara setinggi 10 meter dibuat tahun lalu.

“Dengan adanya perhelatan MotoGP Mandalika 2022 diharapkan pengunjung akan lebih banyak lagi yang akan datang ke desa Sade sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Semoga dengan berkunjung ke desa ini ada pemodal dan investor mau bekerjasama dengan pelaku usaha yang ada di Desa Sade,” tutup Erwin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.