Airlangga Sebut Kasus Aktif COVID-19 di Luar Jawa-Bali Mulai Turun

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kasus harian dan kasus aktif COVID-19 di luar Jawa-Bali mulai mengalami penurunan. Meskipun masih di atas 1, angka reproduksi kasus efektif (Rt) di luar Jawa-Bali juga menurun signifikan.

Hal tersebut diungkapkannya dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (7/3/2022) melalui konferensi video.

“Beberapa provinsi telah lewat puncak kasus, yaitu ada dalam tren penurunan, yaitu Sulawesi Utara, Papua, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Lampung, serta Riau, yang (tren) masih naik di Kalbar (Kalimantan Barat) dan NTT (Nusa Tenggara Timur),” ungkap Airlangga.

Secara rinci Airlangga menyampaikan, kasus konfirmasi harian di luar Jawa-Bali per 6 Maret sebanyak 8.158 kasus atau menurun dari puncaknya per 23 Februari yang mencapai 19.807 kasus.

“Kasus aktif, puncaknya 3 Maret sebanyak 183.482 (kasus) dan saat sekarang per 6 Maret 171.217 (kasus). Kasus kematian 91 kasus per 6 Maret dengan CFR 2,61 dan sebagian besar adalah memiliki komorbid, lansia, dan belum vaksinasi lengkap,” imbuhnya.

Menko Ekon menyampaikan, terdapat tiga provinsi di luar Jawa-Bali dengan kasus aktif tinggi atau di atas 15 ribu kasus, namun tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit (RS) di daerah tersebut masih terkendali dan konversi tempat tidur untuk penanganan COVID-19 juga masih rendah.

Ketiga provinsi tersebut adalah Sumatra Utara dengan 21.338 kasus aktif dan BOR 26 persen serta konversi 21 persen, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan 15.603 kasus dan BOR 35 persen serta konversi 25 persen, dan Sulawesi Selatan dengan 15.131 kasus dan BOR 31 persen serta konversi 18 persen.

Airlangga menambahkan, pemerintah juga menyediakan fasilitas isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 36.470 tempat tidur. Tingkat keterisian isoter tersebut hanya sekitar 10 persen.

“(Sebanyak) 9 provinsi BOR isoternya 0. Beberapa yang isoternya masih tinggi adalah di Kaltim dan Kepri (Kepulauan Riau), 49 dan 33 persen,” imbuhnya. (setkab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.