Dari Rekonstruksi Terungkap Karena Bisikan Ghaib, Seorang Wanita Bunuh Teman Kecilnya

Kasus rekonstruksi pembunuhan karena bisikan ghaib, (foto:tvone)

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Rekonstruksi kasus tewasnya wanita berinisial HS (53), yang ditikam oleh temannya sendiri RG (54) di Perumahan Jatibening Estate Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi menguak tabir yang sebenarnya, Jumat (25/2/2022).

Dalam rekonstruksi itu, dihadirkan pelaku RG. Namun, polisi lah yang melakoni peran sebagai RG dalam kasus pembunuhan itu. Pelaku dihadirkan itu untuk menyaksikan apa yang dia lakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan berita acara.

Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Ivan Adhitira menjelaskan, pelaku tidak dikeluarkan dalam melakukan rekonstruksi, dikarenakan kasus tersebut merupakan kasus sensitif dan keamanan daripada pelaku saat di lokasi kejadian.

Reka adegan rekonstruksi dilakukan sebanyak 19 kali, dan dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga sekira pukul 11.00 WIB. Proses rekontruksi dilakukan oleh unit Jatansras Polres Metro Bekasi dan Polsek Pondok Gede.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi di Jalan Bangau F9 nomor 3, Perumahan Jatibening Estate, Jatibening, Kota Bekasi, Selasa (11/02/2022). Sebetulnya, antara korban dan tersangka berteman sejak kecil.

Hari itu, korban janjian bertemu di lokasi kejadian rumah kakak dari tersangka berinisial MG, Selasa (11/1/2022). Tak lama kemudian HS mengaku tak enak badan, dan minta dikerokin.

Bukannya mengerok, RG malah menyayat leher HS dengan menggunakan senjata tajam pisau, hingga HS tewas. Begitu mengetahui HS tewas, RG langsung kabur. Sementara HS ditemukan oleh anggota keluarganya sudah dalam keadaan meninggal dunia terlungkup di teras rumah.

Sebelumnya Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hengki menyebutkan, pelaku RG, mengaku mendengar ‘bisikan ghaib’. Ia kemudian mengambil pisau dapur untuk kemudian, disayatkan ke leher korban dari arah belakang, hingga akhirnya korban hingga tewas.

Sementara itu kuasa Hukum Pelaku Henri Lumban Raja menyatakan, pelaku memiliki penyakit yang disebut Tiroid sejaka 2010. Penyakit ini mempengaruhi pikiran, membuat pelaku tidak konsentrasi, pikiran melayang layang, sering berhalusinasi.

“Dia mengalami depresi. Tahun 2012 dioperasi lah tiroid itu, beberapa tahun kemudian ada perbaikan dari pelaku,” ujar Henri kepada wartawan, Jumat (25/2/2022).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.