JAKARTA, AKSIKATA.COM – Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melakukan pelatihan public speaking bagi
Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Pendamping RW dalam mengatasi problem sampah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Masyarakat (PM) yang wajib dilakukan Dosen denagn dibantu sejumlah mahasiswa. Acara digelar pada Sabtu – Minggu,13-14 November 2021 secara daring.
Dalam sambutannya, Ketua Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Anisti menyebutkan, kegiatan PM merupakan kewajiban bagi seluruh dosen di Indonesia, tak terkecuali dengan UBSI. Dalam PM kali ini, para dosen memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi saat petugas PJLP melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait persampahan.
“Kami ingin turut serta berkontribusi dalam mengatasi problem persampahan di Jakarta dengan memberikan pelatihan public speaking untuk memperlancar kinerja petugas di lapangan saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” katanya, Sabtu (13/11/2021).
Agung Pujo Winarko, Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat DLH Provinsi DKI Jakarta menyatakan kolaborasi dengan dunia pendidikan, salah satunya dengan UBSI sangat penting dalam membangun kota Jakarta. Karena itu, dia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada UBSI dalam pendampingan pengelolaan sampah di rukun warga (RW).
Nantinya tak hanya memberikan pelatihan publik speaking yang bertujuan meningkatkan kapasitas kemampuan berkomunikasi para petugasnya, UBSI juga akan melakukan pendampingan untuk mendukung pengangkutan sampah terjadwal. “PLJB Pendamping butuh sekali pengetahuan dan peningkatan kapasitas berkomunikasi secara lisan terhadap warga, salah satunya kerjasama dengan UBSI,” ujarnya.
Sementara itu, saat menyampaikan materi Arvin Hadrian, dosen UBSI, menilai bahwa persoalan pengelolaan sampah merupakan masalah klasik yang di hadapi berbagai negara tidak terkecuali di Indonesia. Masalah sampah ini, tentunya menjadi perhatian khusus pemerintah. “Pertambahan pendudukan dan perubahan pola konsumsi masyarakat yang menimbulkan bertambahnya volume dan jenis sampah,” jelasmya
Olehnya itu Arvin menilai pentingnya pendekatan komunikasi yang tepat ke masyarakat agar
sadar akan kebersihan lingkungan sekitarnya. “Kegiatan komunikasi lingkungan bisa dilaksanakan dengan menggunakan metode komunikasi massa dan komunikasi personal,” katanya.
Menurut dia, dalam hal mensosialisasikan suatu gerakan termasuk gerakan kebersihan lingkungan, tentunya selalu ada kendala salah satunya poses penyampaian pesan. Ketika pesan yang disampaikan tidak ditangkap dengan baik, tentunya akan berdampak pada isi pesan itu sendiri yang akhirnya tidak tertangkap dan dimengerti. “Kemampuan komunikasi akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil,” tandasnya.
Sedangkan Liliyana, dosen sekaligus penyiar Radio Mercy, pada pertemuan kedua Minggu (14/11/2021) menjelaskan siapa saja bisa menguasai public speaking, asalkan dapat mengatasi hambatan yang ada dalam dirinya. “Jika anda sadar tidak dilahirkan sebagai Speaker, maka berlatih dan berlatihlah,” ujar dia.
Selain memberikan pelatihan public speaking, dosen UBSI juga berupaya untuk menghimpun persoalan persoalan yang dihadapi petugas PJLP di lapangan, agar kendala kendala sosialisasi pengelolaan sampah di Jakarta ini bisa diatasi.
“Dan kami juga berharap agar perangkat lingkungan seperti RT/RW dan juga masyarakat di wilayah DKI Jakarta turut serta membantu menyukseskan program pengelolaan sampah ini, karena masalah sampah ini mustahil bisa diselesaikan tanpa peran serta masyarakat,” tutupnya.