Dosen UBSI Memberi Pelatihan MC kepada Penghuni Panti Asuhan Darussalam Depok

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Sebanyak 17 siswa tingkat SMP dan SMA yang tinggal di Panti Asuhan Darussalam, Depok Jawa Barat mengikuti pelatihan master of ceremony (MC), pada Sabtu, 25 September, 2021. Para pelatihnya adalah dosen Universitas Bina Sarana Informatika yang sedang melakukan pengabdian masyarakat (PM). Program PM merupakan kewajiban dosen dalam melaksanakan kewajiban Tri Darma perguruan tinggi.

Kelompok PM yang memberikan pelatihan MC ini terdiri dari empat orang dosen dan dua mahasiswa. Ketua PM adalah Nanang Lidwan, S.S.I., M.Ag dengan anggotanya yaitu, Wawan Ridwan, S.Ag., M.Pd; Eni Saeni, S.I.Kom, M.I.Kom; Sabaruddin Siagian, SE.MM dan mahasiwa yaitu, Junia Rahmawatiara dan Safira Andinta.

Eni Saeni bertindak sebagai pembicara atau tutor pada pelatihan master of ceremony (MC) itu. Dia menjelaskan, (MC) sangat dibutuhkan untuk memandu jalannya sebuah acara. “Menarik atau tidaknya, sukses atau gagalnya sebuah acara atau event tergantung dari bagaimana seorang MC membawakan acara tersebut,” kata Eni.

Lebih lanjut Eni memaparkan, agar sebuah acara tersebut sukses maka seorang MC harus memahami empat tugas utamanya yaitu, pertama, menjadi produser atau sutradara dalam sebuah acara karena dialah yang mengarahkan jalannya acara tersebut dari awal sampai akhir.

Kedua, seorang MC harus dapat mengatur waktu (time) acara yang dibawakan sesuai dengan urutan acara. Ketiga, memperkenalkan atau introducer pembicara atau pengisi acara kepada audience. “Dan, keempat, menjadi mood setter, artinya, MC tersebut harus menjaga antusiasme, gairah, kemeriahan suasana sebuah acara,” terangnya.

Eni menjelaskan tentang beberapa hal syarat menjadi MC, yakni, pertama, percaya diri. Kepercayaan diri ini akan membantu menguasai panggung dan audience. Kedua, kemampuan manajerial sehingga MC mengetahui detail seluruh acara tersebut. Ketiga, pandai beradatasi dengan lingkungan dimana dia membawa acara. Dan, keempat, memiliki etika yang baik dan kesopanan.

Selain memiliki empat kemampuan dasar tersebut, Eni menambahkan bahwa seorang MC harus memiliki kemampuan pengolahaan suara yang baik, penguasaan bahasa Indonesia maupun asing dengan baik, dan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas (knowledge). Tujuannya agar seorang MC dapat menjalankan tugasnya secara professional.

Eni menambahkan bahwa seorang MC juga tersebut harus berpenampilan menarik, memiliki keahlian dalam berkomunikasi dan memiliki sense of humor yang tinggi serta memahami teknologi peralatan pemanduan acara.

Pelatihan MC ini digelar dengan dua metode, yakni secara offline dan online. Secara offline, ada perwakilan kelompok dosen yang mengarahkan acara di panti asuhan Darusslam. Juga ada kelompok dosen lainnya yang memberikan materinya via aplikasi zoom.

Para santri merasa senang dan antusias mengikuti pelatihan tersebut karena mereka juga sering ditunjuk menjadi MC pada sejumlah kegiatan yang digelar di pantinya.
Banyak pertanyaan mengalir. Secara tangkas, Eni memberikan jawaban.

“Pemberian materinya sangat informatif dan interaktif, meski digelar secara daring. Pelatihan ini menambah wawasan saya tentang ilmu MC, cara berkomunikasi yang baik saat menjadi MC,” kata Dian Mutiara, peserta pelatihan MC.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, ia dan teman-temannya semakin terpacu untuk latihan MC dan memperkaya wawasan dengan banyak membaca, mendengar dan melihat MC professional lain yang sukses. Tujuannya agar mereka juga bisa menjadi MC professional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.