JAKARTA, AKSIKATA.COM – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan penutupan pembelajaran tatap muka selama pandemi berdampak pada beberapa aspek, termasuk mental anak dan orang tua. Nadiem juga mengatakan bahwa terjadi penurunan capaian pembelajaran, apalagi di daerah-daerah dengan akses terbatas.
Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2021 tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mengumumkan, bahwa pembelajaran tatap muka dapat dimulai pada Juli 2021. Tentunya setelah seluruh tenaga pendidik divaksinasi secara langkap dan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tertib.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengadakan kegiatan Webinar Digital Society dengan tema “Peran UKS sebagai Satgas Covid-19 di Level Sekolah dalam Melakukan Pengawasan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas”, Kamis (17/6/2021) .
Webinar menghadirkan Agus Mardiyanto, S.E., M.Ak (Tim Pokja UKS Direktorat SD), dr. Wara Pertiwi, MA- CMFM (Koordinator Poksi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan) , Sri Siswati, S.Pd. (Kepala UPTD SDN 06 Sei Suka Deras Kab Batubara Prov. Sumatera Utara) sebagai narasumber. Bertindak sebagai Keynote Speech dari Semuel Pangerapan, B.Sc (Dirjen Aptika Kemkominfo) dan Jumeri S.TP, M.Si (Dirjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbud).
Jumeri menyampaikan, tim pelaksana UKS di level sekolah perlu bekerja sama dengan tim Pembina UKS di level kecamatan dan bekerja sama dengan Puskesmas yang memiliki peran mendukung Satgas Covid-19 melakukan pemantauan kesehatan warga sekolah.
“Dengan mengoptimalkan peran tim UKS di dalam Satgas Penanganan Covid-19 di level sekolah tentunya akan mendorong sekolah dalam melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka terbatas pada masa pandemi di era digital guna mewujudkan percepatan peningkatan mutu pendidikan dan mempercepat perluasan akses pendidikan yang berkualitas,” ujar Jumeri dalam akhir sambutannya.
Agus Mardiyanto yang menjadi narasumber pertama memaparkan mengenai peran UKS sebagai Satgas Covid-19 di level sekolah dalam melakukan Pengawasan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas.
Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjalankan program UKS menyesuaikan dengan kondisi pada masa pandemi, salah satunya dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan kegiatan UKS secara berkala berserta rencana tindak lanjut bersama-sama dengan Tim Pembina UKS dari Kecamatan dan Kabupaten/Kota.
Sementara Wara Pertiwi yang menyampaikan paparan mengenai peran sektor kesehatan dalam melakukan pengawasan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di satuan pendidikan mengatakan sektor kesehatan mendukung PTM dengan melakukan pembinaan dan pengawasan prokes di satuan pendidikan dan diperlukan kerjasama antara Pemda, institusi pendidikan, dan masyarakat termasuk orang tua siswa.
Sri Siswati, Kepala Sekolah DN 06 Sei Suka Deras Kab. Batubara Prov. Sumatera Utara menceritakan pengalaman sekolahnya yang sudah menjalankan PTM Terbatas sejak Oktober 2020. Dengan protokol kesehatan yang ketat dan dibuat jadwal masuk secara bergiliran setiap minggunya dan di dalam satu kelasnya masih dibagi shift kelas pagi dan siang dan setiap harinya anak-anak hanya berada 2 jam saja di lingkungan sekolah.
“Dalam PTM Terbatas kami tetap menjalankan protokol kesehatan dan membagi shift pagi dan siang untuk setiap kelasnya dan kami juga tetap memberikan Pembelajaran Jarak Jauh untuk kelas yang mendapat giliran belajar di rumah,” tutur Sri.
Kegiatan yang diikuti oleh para peserta yang umumnya adalah tenaga pendidik di seluruh Indonesia ini diadakan melalui aplikasi Zoom meeting dan disiarkan melalui live streaming di channel Youtube dan Facebook Page Siberkreasi dan Youtube Kemkominfo TV.
Dengan diadakannya webinar ini diharapkan dapat mempersiapkan tenaga pendidik dan peserta didik dalam melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas agar tetap melakukan protokol kesehatan dengan adanya pengawasan oleh UKS.
These licenses ensure that the games are regularly audited for fairness and randomness. Players can trust that the outcomes in Sweet Bonanza are not rigged, and they stand a legitimate chance of winning rewards. Licensing also means the operator is committed to responsible gambling practices, providing support and information to help players gamble safely. The concept of fair play is integral to player trust and the credibility of online casinos. Sweet Bonanza adheres to fair play practices through several key mechanisms. Firstly, it employs a Random Number Generator (RNG) to ensure that all outcomes are random and not influenced by prior results. This technology is routinely tested and certified by independent auditing bodies. This adds a level of trust, confirming that each spin is free from manipulation Sweet Bonanza free play.
https://tumiharwerb1989.raidersfanteamshop.com/check-out-your-url
Sweet Bienestar CandyLand is a live casino at redbet game offering a live supplier who will rewrite the wheel, look at the results, and connect to the live discussion. You can interact with the seller in real time at any time through the chat function. Many casinos offer free-play versions of the position games, enabling you to try out the game without risking any actual money. Unfortunately, Sweet Paz Candyland does not really have a demo version, and playing free of charge in this online casino slot will not work. Security is high and there are plenty of SOFORT casino sites for Austrian online gamblers reviewed here at Top10Casinos, giving players the chance to win more. Arent you wondering what else SlotV can offer for all gambling enthusiasts, which is a bet on three numbers in a row. In conclusion, you can also explore Mini Baccarat and Speed Baccarat.