JAKARTA, AKSIKATA.COM – PT Archi Indonesia Tbk, perusahaan tambang pure-play1 emas (pure-play gold producer) berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO), Juni mendatang.
Archi akan melepas 4.967.500.000 lembar saham, dengan harga penawaran di kisaran Rp750 per saham hingga Rp800 per saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Perusahaan membidik dana dari IPO sebesar Rp3,974 triliun.
Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan tujuan dari IPO Perseroan adalah untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan Perseroan, sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.
“Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum,” katanya.
Rudy antusias untuk mengajak masyarakat lebih percaya dalam berinvestasi di Archi, mengingat Archi merupakan pemain industri yang fokus dengan komoditas emas yang notabene memiliki nilai stabil, sehingga aman dan memiliki nilai investasi terpercaya dari waktu ke waktu.
Untuk kepentingan IPO ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini.
Sementara itu, Direktur Keuangan Archi Indonesia Adam Jaya Putra menyebutkan, dana yang diterima Archi setelah IPO ini, sekitar 90% akan digunakan oleh perusahaan dan anak usahanya untuk membayar sebagian pokok utang bank. Sementara 10% sisanya untuk membiayai kegiatan operasional dan modal kerja Archi beserta anak usahanya, yakni PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya yang akan diberikan dalam bentuk pinjaman.
Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini.
Archi, yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.