Pemerintah Target Nol Persen Kecelakaan Lalulintas di Tahun 2035

CIKAMPEK, AKSIKATA.COM – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung langkah Basarnas dan PT Jasa Marga yang melakukan kerja sama penanganan dan pertolongan darurat kecelakaan jalan tol, dalam rangka menekan angka fatalitas kecelakaan.

“Kita memang harus sering melakukan suatu simulasi-simulasi penanganan dan pertolongan kecelakaan di jalan tol agar keterampilan para petugas semakin meningkat. Karena tidak mungkin kita dapat melaksanakan penyelamatan tanpa keterampilan yang baik,” demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menyaksikan simulasi penyelamatan khusus kecelakaan di jalan tol dengan evakuasi udara, di Tol Layang Syeikh Mohammaed Bin Zayid (MBZ), Cikampek, Senin (10/5).

Menhub mengatakan, Pemerintah menargetkan untuk menekan angka fatalitas kecelakaan di jalan tol hingga 0 persen baik di jalan raya non tol maupun di jalan tol.

“Pemerintah secara jangka panjang menargetkan untuk menekan fatalitas kecelakaan di jalan raya hingga 0 persen pad tahun 2035. Untuk jalan tol, kami harap dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek yaitu di tahun 2024 diharapkan sudah 0 persen,” kata Menhub.

Menhub mengungkapkan, target tersebut merupakan upaya yang tidak mudah. Untuk itu, ia meminta kolaborasi yang baik dan konsisten antar instansi baik dari Basarnas, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Ditjen Perhubungan Darat dan tentu operator seperti PT. Jasamarga, untuk terus melatih keterampilan melakukan penanganan dan pertolongan darurat, khususnya di jalan tol.

Kerja sama antara Basarnas dan Jasa Marga meliputi: pengintegrasian komunikasi dan informasi antara Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) dengan Basarnas terkait pertolongan dan penanganan darurat kecelakaan, agar korban dengan fatalitas tinggi dapat segera diselamatkan.

Dalam simulasi yang dilaksanakan di dua titik, yakni Jalan Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ) KM 39, dan Jalan Tol Jagorawi KM 19, para petugas dari Basarnas dan Jasa Marga mensimulasikan penanganan dan pertolongan korban kecelakaan di jalan tol, dengan menggunakan helikopter untuk mengevakuasi korban kecelakaan. Dari simulasi tersebut, akan dihitung target kecepatan waktu penanganan dan pertolongan korban kecelakan di jalan tol.

Korban kecelakaan di jalan membutuhkan suatu penanganan khusus dan harus dilakukan sesuai prosedur dan tata cara penanganan dan pertolongan yang berlaku, agar tidak terjadi kesalahan yang bisa berakibat fatal bagi korban kecelakaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.