AKSIKATA.COM, JAKARTA — Ketegangan di Al Quds terasa sejak awal Ramadhan 1142 H dan semakin memuncak pada Jumat terakhir bulan suci ini.
Kekhusyuan kaum muslimin terusik. Bulan Ramadhan yang khidmat justru membuat penjajah zionis Israel bertindak semakin represif. Alih-alih sikap toleransi apalagi empati dengan bulan suci Ramadhan, penjajah zionis dalam jumlah besar malah menyerbu Masjid Al Aqsa.
Mereka melancarkan serangan-serangan dengan gas air mata, tembakan dan bom molotov dan tak segan menyakiti dan melukai warga serta menangkap beberapa pemuda. Dilaporkan setidaknya telah jatuh lebih dari 53 orang korban dalam ketegangan tersebut.
Seperti dilansir situs Aljazeera.net ketegangan dipicu adanya aksi pengusiran 4 rumah warga di kawasan Syekh Jarrah yang telah mereka diami sejak sebelum tahun 1948, untuk kepentingan pembangunan hunian bagi penduduk illegal Zionis. Ketegangan juga dipicu upaya pencegahan oleh otoritas penjajah untuk pelaksanaan pemilu Palestina di Kota Al Quds.
Selain itu kelompok garis keras Yahudi “Haikal Sulaiman” berencana menyerbu besar-besaran Masjid Al Aqsa pada tanggal 10 Mei bertepatan dengan 28 Ramadhan. Hal ini dilakukan untuk memperingati 54 tahun jatuhnya Al Quds Timur dan Masjid Al Aqsa dalam penguasaan penjajahan Zionis.
Rencana aksi mereka didukung oleh otoritas penjajah Zionis.
Badan Wakaf Palestina dan Al Quds yang bertanggung jawab atas Masjidil Aqsa berusaha mencegah aksi ini.
Kaum muslim di Al Quds tak diam, mereka bertahan di Masjid Al Aqsa dan menjaganya dari penodaan serta segala bentuk penistaan.
“Semangat saudara-saudara kita di sana harus kita rasakan di sini, karena umat Islam adalah satu tubuh. Sakitnya saudara kita adalah sakit kita juga. Apa yang dipertahankan adalah hak diakui secara internasional dan harus diperjuangkan, “ tutur Ketua Adara Relief Internasional, Sri Vira Candra.
Ia menambahkan, Adara Relief International mengajak khalayak terus memantau dan menyebarkan berita terkini tentang Al-Quds ke khalayak ramai agar penyerangan dan penodaan terhadap Al-Quds segera dihentikan.
Kedua, mengimbau agar memanfaatkan momen Itikaf sebagai momen menggalang persatuan umat untuk mendoakan membela AlQuds. Ketiga, mengimbau pembelaan terhadap al Quds dapat terus kita lakukan baik secara pribadi maupun lembaga, keempat, mengajak dermawan menguatkan perjuangan pembelaan Al-Quds melalui bantuan nyata berupa donasi.