AKSIKATA.COM, JAKARTA – Pandemi menjadi perhatian khusus para pelaku wisata tanah air, terkait tren destinasi yang akan mereka kunjungi usai pandemi.
Tedjo Iskandar, Founder TTC Travel Mart—penyelenggara bursa wisata independen dalam bincang ringan Himpunan Anak Media (HAM) bertajuk “Destinasi Favorit Setelah Pandemi di Dalam & Luar Negeri” menurut catatannya, beberapa tren orang berwisata mengalami perubahan dan menunggu negara percaya diri membuka jalur wisatanya.
Lebih lanjut, saat dihubungi Minggu, 28 Maret 2021, Tedjo memberi catatan.
“ Peserta atau tamu ingin melakukan perjalanan pendek, tidak transit, rutenya bisa custom, untuk grup masih skala kecil. Sementara gaya hidup menginap di hotel mulai menurun dari biasanya bintang 5 menjadi bintang 4,” ungkap Tedjo.
Pengamat pariwisata ini mencatat bahwa ada tren wisatawan bakal berkunjung ke destinasi unik, bukan lagi destinasi yang umum.
Wisatawan mulai menikmati perjalanan outbound terkait dengan alam atau adventure.
Beberapa destinasi Indonesia menarik sendiri selain Bali, 5 destinasi super prioritas bakal menjadi incaran utama setelah pandemi selain aktivitas outbound.
“Kami pun mencatat ada kegemaran baru melancong dengan menggunakan kendaraan pribadi atau self driving seperti campervan. Fenomena ini mustinya dapat ditangkap oleh tour operator untuk mengembangkan market ini,” terangnya.
Hal ini dilakukan pasangan selebriti Ibnu Jamil dan Ririn Ekawati yang menempuh perjalanan ke Bali menggunakan mobil pribadi. Dan juga penyanyi Ikke Nurjanah dan suami barunya, Karlie Fu.
Untuk destinasi luar negeri TTC mencatat, ada tren baru orang Indonesia berkunjung ke luar negeri. Negara middle east alias Timur Tengah seperti, Turki, Dubai, Mesir, Yordania, Israel, Uzbekistan dan Moroko dalam 6 bulan terakhir menjadi perhatian khusus TTC.
“Beberapa tour operator telah menjual paket ke Turki dan wisatawan Indonesia pun telah ada beberapa yang berkunjung ke sana. Harga yang ditawarkannya pun cukup sangat terjangkau,’ terangnya.
Pria yang pernah berprofesi sebagai tour leader diberbagai negara ini mengatakan, wisata religi pun diperkirakan bakal meledak setelah pandemi.
Salah satunya umroh plus yang dipaketkan dengan Turki, Yordania, Mesir atau bahkan Maroko.
“Arab Saudi sempat membuka diri, namun belakangan ditutup kembali karena dikhawatirkan pengunjungnya meledak di tengah pandemi ini. Kemudian Israel pun diprediksi bakal menjadi favorit untuk dikunjungi untuk umat Kristiani, pun demikian dengan India bagi umat Hindu dan Budha,” papar Tedjo.
Selama pandemi, lanjut Tedjo, banyak orang mendekatkan diri pada Tuhan. Inilah yang menurut catatannya bahwa wisata religi pun dapat masuk check list pertama dalam berwisata setelah pandemi.
Posisi ASEAN dan Asia Pasifik
Selain itu, yang patut menjadi catatan penting pula adalah negara ASEAN.
Menurutnya, ASEAN ini bisa saja merangsek naik ke daftar wisata selanjutnya, karena rutenya tidak terlalu panjang. Hanya dengan 4 jam sudah sampai. Ini bisa menjadi rute favorit.
“Mekong region sangat kuat untuk wisatawan Indonesia, misalnya Vietnam telah 20 tahun masuk ke Indonesia, kemudian disusul Kamboja sudah 15 tahun terkenal di Indonesia, ada Laos dan Myanmar yang bakal “mencuri” perhatian wisatawan Indonesia,” katanya.
Namun, lanjut Tedjo, khusus Myanmar mungkin saat ini masih terkendala kondisi politik di negaranya masih kurang kondusif. Sehingga banyak wisatawan Indonesia hendak ke Myanmar urung mengunjunginya.
“Mungkin yang belum tersentuh adalah Asia Pasifik, karena pintu gerbang internasional belum dibuka,” rinci Tedjo.
Tentang market milenial setelah pandemi menurut Tedjo, selain mengikuti tren terkini, mereka cenderung akan memilih destinasi yang unik.
Milenial memiliki kebutuhan unik yaitu eksistensi di ranah sosial media.
“Bagi mereka mengunggah konten seperti di negara Singapura atau Malaysia sudah biasa. Tapi, ketika mereka mengunggah konten seperti di Durbar Square di Kathmandu, Giant Buddha di Bhutan, tentu menjadi sesuatu yang menarik,” tuturnya.
Selain unik, Nepal—Bhutan pun mempunyai destinasi gaya hidup kekinian. Berkunjung ke destinasi tersebut wisatawan dapat melakukan aktivitas lain seperti bersepeda, hiking dan running.
“Lama penerbangan ke destinasi tersebut pun dapat ditempuh selama 7 jam,” lanjut Tedjo.
Ada satu lagi destinasi unik river cruise. Indonesia sebenarnya pun ada yakni di Tanjung Putting, Kalimantan Tengah, namun secara fasilitas masih kurang mumpuni dengan yang ada di Mekong River Cruise, Nile river cruise di Mesir, Seine river cruise di Eropa.
“Saya kira Milenial, sudah bergeser tren-nya. Dari yang mass tourism destinations beralih ke unique destinations,” pungkas Tedjo.