JAKARTA,AKSIKATA.COM – Penerbangan merupakan subsektor transportasi yang sangat penting dalam menilai capaian kinerja daya saing global.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 penerbangan, terdampak paling parah dibandingkan pelayaran, perkeretaapian, dan angkutan jalan. Karena itu diperlukan upaya luar biasa untuk kembali pulih.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Prof. Agus Taufik Mulyono dalam Diskusi Online (Diskon) yang diselenggarakan Forwahub, Sabtu (19/12) mengungkapkan, Dalam kondisi pandemi Covid -19 keselamatan dan kesehatan penerbangan harus menjadi prioritas program penyelamatan jiwa dan manajemen penerbangan, agar tidak menjadi sarana penularan virus Covid-19.
Karena itu menurut Agus Taufik, mengembalikan kepercayaan publik terhadap keselamatan dan Kesehatan
penerbangan menjadi tantangan penting bagi pulihnya penerbangan.
” Kunci sukses untuk memastikan penurunan kasus Covid-19 dalam proses penerbangan adalah kepatuhan penerapan protokol kesehatan secara
konsisten baik pengelola Bandara, pengelola airline, pengelola bagasi, dan karakter penumpang,” ujarnya.
Agus dari sisi maskapai, di dalam pesawat dilengkali fasilitas teknologi HEPA (HighEfficiency Particulate Air) mampumenyaring udara dgn efektivitas99,99%.” Sistem ini memastikan udara di
dalam pesawat berganti dan
difilter setiap 3 menit. Sistem
serupa yang diterapkan di rumah
sakit.Filter mampu secara efektif
menangkap bakteri, virus dan
jamur berukuran mikroskopik dan sistem ini telah menjadi fitur
wajib dalam pesawat-pesawat,” ungkapnya.
Di sisi pengelola Bandara, Agus Taufik menyebut Bandra Soekarno – Hatta sangat ketat menerapkan Prokes di setiap unit proses persiapan penerbangan, baik aspek sumber daya manusia (SDM) maupun fasilitasnya.
Setelah operator penerbangan konsisten menerapkan Prokes,maka selanjutnya adalah kesiplinan penumpang dalam mentaati Prokes.”Jika operator konsisten dan penumpang disiplin, maka penerbangan aman dan sehat, sehingga penerbangan bisa cepat pulih,” ungkapnya.
Agus Taufik menambahkan, kasus penularan Covid-19 di dalam pesawat sangat rendah.Berdasarkan data, hanya terdapat 44 kasus dari 1,2 miliar traveller atau satu kasus setiap 27 juta pelaku perjalanan diseluruh dunia. “Fakta dan referensi ilmiah menunjukkan risiko penularan di pesawat sangat sedikit dan penularan sebagian besar terjadi saat masker belum menjadi protokol kesehatan,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini 19 bandar udara yang dikelolanya telah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dengan ketat. “Apalagi saat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), kami telah menyiapkan Posko kesehatan dan keselamatan yang dimulai 18 Desember 2020-4 Januari 2021,” tegasnya.
Awaluddin berharap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten di seluruh Bandara maka jumlah penumpang dan trafik penerbangan akan normal kembali. “Protokol kesehatan tidak saja berlaku untuk penumpang tapi juga harus dilakukan oleh maskapai sehingga faktor kesehatan dan keselamatan tetap terjaga,” harap Awaluddin.