Kemenhub Beri Pelatihan Teknologi Digital kepada Pelaku UMK Yogyakarta

YOGYAKARTA,AKSIKATA.COM – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas ) memberikan pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi digital kepada 52 pengrajin usaha mikro dan kecil (UMK) di Yogyakarta Selasa (24/11). Pelatihanya selama 5 hari dari ( 24 – 28 November) 2020 di Balai Besar Kerajinan Yogyakarta bertujuan menumbuhkan Wirausaha Baru Kriya untuk mendukung pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur.

Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenhub sekaligus Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya Sumadi mengatakan, produk-produk budaya dan pariwisata di Yogyakarta dan sekitarnya harus didukung oleh industri kerajinan yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Endang menambahkan, selain memberikan pelatihan, kegiatan tersebut juga memberikan pengetahuan tentang perencanaan, promosi dan pemasaran produk hasil pelatihan bersama di Yogyakarta dan di 5 (lima) lokasi pelatihan lainnya yaitu di Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, Likupang, dan Patimban.

“Kami mendukung dan berupaya meningkatkan kehidupan kelompok usaha kecil dan menengah dengan mendorong semua elemen pelaku usaha kerajinan lebih peduli, kreatif, dan bangga dengan buatan Indonesia, dengan memberikan pengetahuan berbisnis secara online misalnya pembuatan website, pendayagunaan medsos, dan pemanfaatan search engine serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas desain dan kemasan produk agar sesuai dengan selera pasar sehingga dapat bersaing ke pasar global,” Ujar Endang Budi Karya.

Pemerintah terus melakukan pengembangan aksesibilitas ke destinasi wisata super Prioritas Borobudur, baik untuk segitiga pengembangan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), maupun aksesibilitas langsung ke Borobudur, melalui pelayanan angkutan jalan darat maupun perkeretaapian untuk menunjang pariwisata sejarah dan budaya, serta wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Yogyakarta.

Dekranas sebagai mitra pemerintah melakukan berbagai program kegiatan membina dan mengembangkan UKM kerajinan, melakukan pelatihan-pelatihan khususnya di bidang desain, dan peningkatan kreativitas serta inovasi dengan tetap mempertahankan identitas tradisional sehingga produk kerajinan menjadi produk yang sangat diminati dan memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri.

Kerajinan khas Yogyakarta yang menjadi daya tarik antara lain; batik, tas, gelang, kalung, dan kerajinan tangan lainnya. Selain itu, keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni juga keramahtamahan masyarakat, membuat DIY dan sekitarnya mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Dari latar belakang budaya dan karakteristik masyarakat yang secara turun menurun menekuni bidang kriya, saya yakin industri di Yogyakarta dan sekitarnya dapat tumbuh lagi,” jelas Endang.

Endang menambahkan program pelatihan ini perlu adanya sinergi dari berbagai pihak seperti Dekranas Daerah (Dekranasda) baik di Provinsi, Kabupaten dan Kota di DIY dan sekitarnya dalam menggali potensi produk kerajinan yang dapat dikembangkan dan selanjutnya memotivasi para perajin sehingga lebih kreatif dan inovatif, serta terus bersinergi dengan Kementerian, Lembaga, Swasta/BUMN serta pihak pihak lainnya.

Wakil Ketua Dekranasda DIY GKBRA Adipati Paku Alam menyatakan mendukung pelatihan tersebut untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang berkaitan dengan pengembangan desain.

“Untuk itu perlu melalui berbagai tahapan hingga mampu menciptakan pengembangan produk baru yang diterima masyarakat. Keberhasilan suatu hasil kerja inovasi kreatif sangat ditentukan oleh kualitas dan kerjasama antara desainer dan UKM itu sendiri,” tuturnya.

Pengrajin kerajinan kulit ikan pari dan kulit sapi Aji, Musafa salah seorang peserta pelatihan menyampaikan, kendala yang dihadapi para pengusaha UMKM yaitu pemasaran melalui media sosial.

“Kami masih membutuhkan bimbingan tentang pemasaran secara online agar produk kami bisa langsung dilihat dan sampai ke masyarakat. Di era seperti ini sangat penting pelatihan berbasis teknologi untuk pemasaran onlinenya,” ungkap Aji Mustafa.

Hal senada juga disampaikan Ayu Nurhayati. ” Di masa pandemi penjualan mengalami penurunan, sehingga diperlukan cara lain seperti penjualan melalui online agar pemasaran produk bisa lebih luas menjangkau calon konsumennya,” ungkapnya.

Kementerian Perhubungan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 500 orang di 5 lokasi destinasi wisata superprioritas, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, Likupang dan Borobudur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.