Pilkada Serentak Lebih Banyak Mudharat Ketimbang Manfaat, Terkait Viral Konser Musik Pilkada di Wakatobi Sulteng

 

JAKARTA, AKSIKATA.COM – Khawatir Pilkada Serentak bakal memperparah pandemi Covid-19, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah untuk mengkaji pelaksanaan Pilkada yang bakal digelar 9 Desember.

Pasalnya, MUI menerima video yang memperlihatkan kerumanan massa di acara konser musik. Melalui video berdurasi 1 menit yang diterima dari Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas, terlihat konser musik yang didominasi baju merah-merah mirip salah partai politik itu terjadi di daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Tepatnya, dalam acara deklarasi calon bupati dan wakil bupati Wakatobi.

Meskipun pemerintah, DPR, dan KPU telah menekankan pelaksanaan Pilkada 9 Desember akan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat, namun implementasi di lapangan sangat berbanding terbalik.

Atas dasar itu, Anwar Abbas memohon kepada pemerintah untuk menunda waktu pelaksanaan pilkada serentak. Sebab, kata dia, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaat.

“Kalau yang terjadi di lapangan seperti ini apa pilkada tidak akan menjadi seperti bom dalam penularan Covid-19? Mohonlah pemerintah untuk menunda pilkada ini mafsadatnya (kerusakan) akan jauh lebih besar, dari manfaatnya,” ujar Anwar Abbas, Sabtu, (3/10).

“Apa tidak menakutkan akan menjadi kluster baru bagi penyebaran Covid-19?” imbuh dia menambahkan.

Ketua PP Muhammadiyah ini menuturkan, dia tidak ingin hanya karena pilkada tetap dilanjutkan, namun harus memakan korban dan yang menjadi korbannya adalah rakyat Indonesia.

“Aku cinta negeri ini. Karena dia adalah tanah tumpah darahku. Tapi aku takut sekali melihat video ini. Karena sudah terbayang olehku ledakan Covid-19 tinggal menunggu waktu. Politik itu penting, kita setuju, tapi nyawa bangsaku lebih penting lagi menurutku dari itu,” tuturnya.

“Selamatkan ya Tuhan negeriku dan bangsaku. Amin,” sambung Anwar Abbas.

Dia pun meragukan hasil survei yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa 92 persen warga Indonesia patuh pakai masker. Menurutnya, hal itu sama sekali tidak tergambar dari video yang didapatnya dan telah beredar luas.

“Coba kita hitung di dalam video tersebut secara sekilas saja. Berapa yang patuh pakai masker dan berapa yang patuh mengatur jarak antara sesama mereka?” ucapnya.

“Dan kalau yang terjadi di lapangan seperti ini apa pilkada tidak akan menjadi seperti bom dalam penularan Covid-19? Mohonlah pemerintah untuk menunda pilkada ini mafsadatnya akan jauh lebih besar dari manfaatnya,” ujar Anwar Abbas lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.