LEBANON, AKSIKATA.COM – Ibukota Lebanon, Beirut, diguncang ledakan dahsyat pada Selasa (4/8/2020). Setidaknya dilaporkan 73 orang tewas, menurut keterangan Menteri Kesehatan Hamad Hasan. Ledakan terjadi di kawasan pelabuhan dan kurang lebih 3.000 orang mengalami luka-luka, salah seorang di antaranya WNI.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyebut WNI yang terluka tersebut sudah dalam kondisi stabil. Dia diketahui berprofesi sebagai pekerja migran.
“Satu WNI berinisial NNE mengalami luka-luka. Staf KBRI sudah melakukan video call dengannya. Kondisinya sudah stabil, bisa bicara, dan berjalan. Sempat diobati di rumah sakit dan kini telah kembali ke apartemennya di Beirut,” ujar Teuku seperti dikutip dari BBC, Rabu (5/8).
Belum jelas apa yang menjadi pemicu ledakan dahsyat di Beirut. Hanya, Perdana Menteri Hassan Diab menyebut ada 2.750 ton amonium nitrat, bahan yang bisa dipakai untuk pupuk dan peledak, yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.
“Saya tidak terima dengan kejadian ini. 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun tanpa pengamanan. Kami akan menemukan orang yang bertanggung jawab dan memberikan hukuman paling berat,” ungkap sang Perdana Menteri.
Beberapa laporan menyebut ada insiden di gudang pabrik kembang api yang memicu api dan ledakan di tempat penyimpanan bahan yang mudah meledak. Hanya, laporan ini masih simpang siur dan belum bisa dipastikan kebenarannya.
Berbagai rumah sakit di Lebanon dilaporkan kewalahan dengan banyaknya orang yang meminta pertolongan. Kondisi sebagian kota Beirut juga sangat berantakan karena dipenuhi pecahan kaca, batu yang berserakan, rumah yang ambruk, dan bongkahan semen.
“Ruang gawat darurat sedikit kacau. Kami banyak menerima korban luka, sebagian besar korban terluka kena pecahan kaca akibat ledakan,” ucap dr Firass Abiad dari Rumah Sakit Universitas Beirut.
Setelah melakukan pertemuan dengan Dewan Pertanahan Nasional, Presiden Michael Aoun menyarankan penetapan status “darurat dua minggu” di Beirut.
Sementara itu, Gerakan Hezbollah Lebanon meminta masyarakat bersatu untuk menghadapi tragedi besar nasional ini. Berbagai media setempat juga menyerukan permintaan donasi darah massal demi membantu penanganan korban.