Tak Risaukan Isu Reshuffle, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto Tetap Fokus Kerja

YOGYAKARTA, AKSIKATA.COM – Menteri Perdagangan Indonesia Agus Suparmanto mengaku tidak khawatir terhadap isu rencana adanya perombakan kabinet Indonesia Maju. Isu ini makin berkembang usai Presiden Jokowi marah dalam Rapat Paripurna, Kamis lalu (18/6).

“Begini, ini (reshuffle)  kan hak prerogatif Bapak Presiden. Saya akan tetap fokus bekerja dan tak memusingkan isu perombakan kabinet,” kata Agus kepada wartawan ketika melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta, Kamis (2/7).

Menurutnya, bisa saja dirinya yang termasuk akan dicopot sebagai Menteri Perdagangan saat ini. “(Tugas, red) kami ini satu, adalah kerja. Kedua, kerja. Ketiga, kerja, dan kerja keras. Itu saja,” ucap Agus yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Terpisah, Mantan Menpora sekaligus kader Partai Demokrat, Roy Suryo Notodiprodjo turut merespons wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju.

“Kalau saya menilai, di awal sempat baik kinerjanya. Ini seperti ketika pemerintah evakuasi lebih dari 200 mahasiswa dari Wuhan saat awal pandemi. Namun, setelah ada pasien pertama kasus Covid di Indonesia, di situ nampak betul ada kegagapan dalam kabinet,” kata Roy.

Roy menyebut beberapa kali kebijakan para menteri Jokowi saling bertolak belakang. Selain itu, kata dia, kebijakan menteri Jokowi juga masih tumpang tindih, dan bahkan tidak jelas arahnya.

Roy pun mengingatkan jargon dilontarkan Presiden Jokowi, “bahwa tidak ada visi dan misi menteri, terkecuali visi dan misi presiden.”

“Karena memang, kalau ada apa apa dari pekerjaan di kementerian, tetap orang juga akan menyalahkan panglimanya atau presidennya. Tiidak hanya menterinya,” ungkap dia.

Dia juga tidak segan supaya Presiden Jokowi dapat mengganti jajarannya bila mendapat nila tidak dapat bekerja maksimal sesuai dengan visi dan misi Presiden.

“Kalau memang presiden tidak mau disalahkan, jangan sampai beliau salah menunjuk orang-orangnya. Kalau presiden menilai, para menterinya melakukan kesalahan, dia punya hak prerogatif memilih para menteri baru untuk mengganti para menteri yang tidak becus bekerja,” tegas dia.

Roy yang kini berfokus menjadi akademisi, juga mengatakan di era Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indonesia pernah menghadapi peristiwa hampir serupa. Di tahun 2007-2008, Indonesia pernah diserang pandemi flu burung.

“Saat itu, responsnya sangat cepat. Kita bergerak serempak dipimpin langsung panglima tertinggi, Presiden (SBY, red). Jadi saat itu, langsung cepat (tertangani), dan ini clear,” klaim Roy Suryo.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.