JAKARTA, AKSIKATA.COM- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, berharap bahwa dengan dilakukannya masyarakat produktif dan aman Covid-19, kegiatan perekonomian akan berangsur pulih dalam protokol baru sampai ditemukan antivirus ataupun vaksin yang bisa diberikan kepada warga.
“Dan tentunya dengan demikian kita semua masing-masing perlu lebih disiplin terhadap apa yang diterapkan regulasi oleh pemerintah,” ujar Menko Perekonomian saat menjawab pertanyaan usai mengikuti Rapat Terbatas, Rabu (27/5/2020).
Terkait dengan daerah yang akan disiapkan dan yang saat ini diawasi oleh TNI-Polri, Menko Perekonomian sampaikan tentunya nanti akan dikomunikasikan antara BNPB dan pimpinan wilayahnya, baik itu Bupati, Wali kota, maupun Gubernur.
“Terkait dengan sektor-sektor yang di luar 11 sektor itu seluruh protokolnya sudah disiapkan dan keseluruhan protokol dari sektor-sektor tersebut dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan BNPB dan diharapkan dari sektor-sektor tersebut nanti tahapan-tahapannya bisa kelihatan,” imbuh Menko Perekonomian.
Untuk Provinsi DKI Jakarta, menurut Menko Perekonomian, itu karena DKI masih PSBB sampai 4 Juni, maka belum ada perencanaan lain, menunggu PSBB yang 2 minggu ini.
“Dan DKI masih menunggu harapan terkait dengan monitoring arus mudik. Diharapkan dalam 2 minggu ini bisa terjadi penurunan. Mungkin sebagai gambaran boleh dilihat gambarnya,” jelas Menko Perekonomian.
Menurut Menko Perekonomian, terkait dengan R0 (R naught), yang menjadi agregat dari harian sejak bulan Maret sampai dengan Mei, sehingga kalau dilihat di sini memang DKI sudah turun dari 1 tetapi akan dimonitor sampai tanggal 4 Juni.
“Ini beberapa daerah yang sudah trennya menurun. Dan ini seluruhnya datanya dari BNPB, dikoleksi oleh Bappenas dan diagregat,” jelas Airlangga.
Jadi, menurut Menko Perekonomian artinya agregat itu dikumpulin dari harian sehingga membuat tren, dan ini merupakan moving average, merupakan grafik yang bergerak terus setiap harinya berbeda.
Soal kegiatan-kegiatan lain, Menko Perekonomian, sampaikan tentunya ada kriteria-kriteria untuk membuka dan menutup daerah itu.
Selain memonitor Rt dan R0, menurut Menko Perekonomian, berdasarkan perkembangan penyakit juga pengawasan terhadap virus itu sendiri, kemudian layanan kesehatan, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah kesiapan sektor-sektor melalui protokol-protokol yang ada.
“Dan juga yang tidak kalah juga penting adalah kesiapan masyarakat dalam bentuk disiplin masyarakat,” ujarnya.
Ini semuanya, menurut Menko Perekonomian, semua harus gotong royong bersama, baru daerah itu bisa menjadi hijau. Ia menambahkan antara hijau dan tidak hijau nanti koordinasi dengan Gugus Tugas Covid/Kepala BNPB dan juga dengan daerah-daerah.
Daerah-daerah ini, lanjut Menko Perekonomian, karena sifatnya semua dinamis tentu ada mekanisme buka tutup, itu yang tidak diharapkan.
Airlangga menegaskan bahwa tadi telab menyampaikan bahwa yang diharapkan adalah recovery kondisi produktif dan aman itu adalah V shape atau U shape, bukan W.
“Kalau W berarti ada secondary attack ataupun ada keadaan luar biasa yang ini tidak kita harapkan, dan tentu sudah ada protokol tersendiri untuk menghadapi keadaan yang luar biasa,” pungkas Menko Perekonomian. (Setkab)