Film 6,9 Detik, Kisah Spiderwoman yang Menginspirasi Anak Muda

AKSIKATA.COM, JAKARTA – Kisah nyata Spiderwoman, Aries Susanti Rahayu asal Grobogan, Jawa Tengah yang meraih medali emas di ajang Asian Games 2018. Drama anak desa yang  manja, namun bisa meraih prestasi dan menginspirasi anak muda.

“Nduk, kalau Ibu ingat nenekmu, Ibu selalu teriak memanggilnya.” Lalu, Nenek muncul Bu? Ndak Nduk, kangen Ibu teratasi. Ini dialog, Ayu kecil atau Aries Susanti Rahayu di depan gentong berisi air untuk membasuh kaki, ketika masuk rumah,usai menemani ibunya berjualan penganan ke warung.

Penggalan kenangan bersama Ibu itu kerap mengisi hari Aries, ketika Ibunya harus bekerja sebagai tenaga kerja wanita di luar negeri. Aries ditemani Bu Lik, adik ibunya, ayahnya dan dua kakak perempuannya. Sebagai anak bungsu, Aries memang tergolong manja kepada Ibunya, di sisi lain ia punya sifat tidak mau kalah, bila adu lari dengan teman lelaki, menyukai permainan yang disukai anak lelaki dan kerap memanjat pohon tinggi.

Sifat sifat ini terbentuk dan membuatnya sering meraih juara dalam lomba lari dan menghantarkan Aries mengenai olahraga panjat tebing, hingga meraih seleksi daerah dan nasional. Bahkan menjadi viral karena meraih medali emas di ajang IFSC World Cup 2018 di Chongqing, China dan meraih emas di Asian Games 2018.

Catatan waktu 6,9 detik kategori speed climbing performa di dinding setinggi 20 meter membuat Aries Susanti Rahayu memecahkan rekor dunia panjat dinding. Dan ia sedang mempersiapkan diri untuk memecahkan rekor dunia pada Olimpiade Tokyo 2020.

Sifat manja juga yang sempat membuatnya ingin berhenti menjadi atlet karena kerasnya didikan dari pelatihnya, Hendra yang diperankan Aryo Wahab. Dan Aries sempat mengalami masa remaja yang galau karena ditinggal Ibu, sehingga pernah kebanyakan minum di sebuah kafe, hingga pulang harus dibantu teman temannya.

Film ini memang akan memotivasi anak muda untuk meraih cita cita layaknya Aries. Lola Amaria selaku sutradara dan produser mengaku, permintaan membuat film ini datang dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Lola memberi judul film 6,9 Detik. Agar selalu diingat Aries, karena waktu latihan rekor Aries 6,8 Detik,”Kami sepakat bahwa tujuan film 6,9 Detik sekaligus memopulerkan olahraga panjat tebing,” kata Lola Amaria. Ini sekaligus film yang menantang buat Lola, mengingat ini film pertama yang mengisahkan perjuangan seorang atlet.

Selama ini Lola pernah membuat Lima (2018), Labuhan Hati (2017), Jingga (2016), Inerie (2014), Negeri Tanpa Telinga (2014), Kisah Tiga Titik (2013), Sanubari Jakarta (2012), Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Betina (2006), Novel Tanpa Huruf R (2003), Cau-Bau-Kan (2002), dan Merdeka 17805 ( 2001).

Lola yang pernah masuk nominasi Festival Film Bandung untuk Sutradara Terpuji Film Bioskop Jingga (2016), nominasi Piala Citra untuk Penulis Skenario Asli Terbaik Film Negeri Tanpa Telinga  (2014) dan nominasi Piala Citra untuk Sutradara Terbaik Minggu Pagi di Victoria Park (2010) ini bagai gayung bersambut menerima tawaran membuat film tentang atlet yang tahun lalu memecahkan rekor di Asian Games dan tingkat dunia. “ Kebetulan atlet itu seorang wanita,” ujarnya.

Dalam tempo relatif singkat, Lola melakukan riset tentang kehidupan Aries dan mempercayakan Aries untuk memerankan dirinya sendiri saat dewasa. Karena menurut Lola, tak ada aktris lain yang memiliki kemampuan memanjat tebing sebaik Aries. “Bila memakai artis, terkendala waktu dan teknis,” katanya.

Awalnya, Aries mengaku kesulitan dalam berakting, namun akhirnya dia bisa berakting dengan wajar memerankan dirinya sendiri. “ Untungnya, Aries libur latihan di Pelatnas, jadi dia bisa syuting di bulan Februari lalu,” kata Lola.

Di bulan September ini, banyak film Indonesia yang tayang sehingga film 6,9 Detik hanya mendapatkan jatah 11 layar bioskop di seluruh bioskop di DKI Jakarta. Ada 8 film Indonesia yang mulai dan sedang ditayangkan di seluruh jaringan bioskop. “ Terus terang ini bikin saya kuatir,” kata Lola yang terus memantau penonton film 6,9 Detik di beberapa layar. (EFP)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.