JAKARTA, AKSIKATA.COM – Pengamat Politik, Boni Hargens menilai gerakan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab yang menyarankan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menghentikan Real Count pilpres 2019 adalah upaya para pedagang politik untuk membuat kegaduhan.
“Saya kira negara meresponnya secara proporsional saja, tidak usah terlalu menguras energi, karena gerakan Rizieq cs ini hanya sandiwara untuk memuaskan pada bandar politik yang sudah banyak mengalami kerugian karena pemilu ini. Kalau dalam organisasi, ya semacam LPJ-lah atau Laporan Pertanggungjawaban,” ujar Boni kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Lanjut Boni menegaskan bahwa KPU dan masyarakat tidak perlu berlebihan menanggapai gimmick yang dilakonkan Rizieq tersebut.
“Kita percaya pada Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) bahwa mereka mampu menjamin keamanan dalam segala aspek. Kita tidak usah resah dan terganggu. KPU harus terus bekerja dengan aman tidak usah merasa terganggu dengan sandiwara para musafir politik yang tidak siap berdemokrasi,” tegas Boni.
Boni menegaskan, hal yang dibutuhkan adalah dukungan masyarakat kepada aparat keamanan dan KPU agar bisa bekerja sesuai amanat UU. Ketegasan Polri kata Boni patut diacungi jempol. Polri Bersama TNI dan BIN sudah melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara ini sehingga Pemilu sudah berjalan aman.
“Masyarakat harus mendukung institusi keamanan karena saat ini hanya itu yang bisa kita berikan. Negara memang tidak boleh kalah dengan para vigilante yang hanya memburu jarahan dalam setiap musim pemilu. Dalam teori, biasanya para pemburu mencari yang namanya economic spoils and political spoil. Gerakan Rizieq cs ini ya seperti itu. Makanya tidak usah kita respons terlalu berlebihan karena hal itu menunjukkan peluang negara menjadi lemah dihadapan para vigilante,” tukasnya. (HOLANG)